SUKABUMIUPDATE.com - Whatsapp telah mengumumkan serangkaian tindakan untuk mengurangi pesan berantai berupa teks, gambar dan video, untuk mengendalikan ancaman rumor dan berita hoax setelah pemerintah India mendesak whatsapp melakukan antisipasi penyebaran Hoax.
Dalam sebuah pernyataan pada Jumat 20 Juli 2018, Whatsapp akan membatasi fitur penerusan pesan di WhatsApp.
"India adalah tempat orang meneruskan lebih banyak pesan, foto, dan video, daripada negara lain di dunia. Kami juga akan menguji penerusan pesan sebatas lima chat dan kami akan menghapus tombol fitur meneruskan pesan di samping pesan media," tulis pengumuman Whatsapp, seperti dilansir dari Economic Times, 10 Juli 2018.
Sebelumnya Whatsapp telah menambahkan fitur untuk memungkinkan orang meneruskan pesan ke beberapa obrolan sekaligus beberapa tahun yang lalu. Namun langkah Whatsapp ini dilakukan setelah Whatsapp meluncurkan fitur terusan di India awal bulan ini untuk mengidentifikasi pesan yang tidak asli dan telah diteruskan.
Pada Kamis, pemerintah India telah mengirim surat kedua kepada Whatsapp yang meminta solusi yang lebih efektif yang dapat dipertanggungjawabkan dan memfasilitasi penegakan hukum di tengah meningkatnya penyebaran hoax melalui Whatsapp yang memicu insiden main hakim sendiri di negara tersebut.
Salah satunya adalah insiden pekan lalu ketika polisi menangkap 48 orang lebih yang menjadi bagian dari massa main hakim sendiri yang menewaskan seorang pekerja industri teknologi di India selatan lantaran ia dan temannya dicurigai sebagai penculik anak.
Kementerian elektronik dan IT (MEITY) telah mengirimkan peringatan keras kepada WhatsApp awal bulan ini, meminta platform pesan yang dimiliki Facebook tersebut untuk segera menghentikan penyebaran "pesan yang tidak bertanggung jawab dan eksplosif yang dipenuhi dengan rumor dan provokasi" di platformnya. Whatsapp menanggapi surat pemerintah yang mengatakan bahwa akan menggunakan perpaduan teknologi bersama dengan fitur-fitur baru untuk mengidentifikasi pesan yang diteruskan dan bekerja dengan pemeriksa fakta dan akademisi untuk mengatasi hoax.
"Kami percaya bahwa perubahan ini, yang kami akan terus evaluasi, akan membantu menjaga WhatsApp yang memang dirancang aplikasi pesan pribadi,” kata WhatsApp, seperti dilansir dari Reuters.
Namun WhatsApp tidak mengatakan apakah fitur pembatasan pesan ini juga akan dilakukan di negara lain, tetapi di India meneruskan pesan hanya akan terbatas pada lima obrolan sekaligus, baik di antara individu atau kelompok dan menghapus tombol fitur meneruskan pesan. Kedua langkah tersebut dirancang untuk mencegah perluasan pesan hoax di India.
"Perubahan ini akan mempersulit orang-orang untuk meneruskan pesan, itu akan menambah halangan pada proses penyebarluasan," kata Nikhil Pahwa, pendiri bersama kelompok advokasi Internet Freedom Foundation.
WhatsApp juga akan bertemu badan-badan non-pemerintah dan kelompok lain di New Delhi, pada hari Jumat untuk membahas cara-cara untuk mencegah penyebaran pesan palsu.
"Ketika hoax dan berita palsu disebarkan oleh orang-orang jahat, media yang digunakan untuk propaganda semacam itu tidak dapat menghindari tanggung jawab dan akuntabilitas. Jika mereka tetap menjadi penonton bisu, mereka akan diperlakukan sebagai penjahat dan kemudian menghadapi tindakan hukum yang konsekuen," kata Kementerian Teknologi dan Informasi India.
Menanggapi panggilan kementerian sebelumnya, WhatsApp telah meluncurkan fitur baru untuk melabeli pesan yang diteruskan dan memberi tahu penerima bahwa pengirim tidak membuat pesan.
Dalam upaya pertamanya untuk memerangi kebingungan pesan palsu, Whatsapp juga mengeluarkan iklan minggu lalu di surat kabar India yang bertujuan untuk menghilangkan kesalahan informasi. Tetapi kerjasama dengan pemerintah dan masyarakat diperlukan untuk mengekang penyebaran hoax dan informasi palsu.
Sumber: Tempo