Heboh Fenomena Embun Es, Begini Penjelasan BMKG

Senin 09 Juli 2018, 06:06 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Fenomena embun es saat ini tengah menarik perhatian di Indonesia. Munculnya embus es itu antara lain terjadi di Alun-alun Surya Kencana Gunung Gede pada 5 Juli lalu.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Bandung Tony Agus Wijaya mengatakan, umumnya di daerah pegunungan yang memiliki ketinggian sekitar lebih dari 3.000 meter berpotensi mengalami suhu terendah.

"Suhunya bisa lebih rendah dari titik beku 0 derajat Celcius yang disebabkan molekul udara di daerah pegunungan lebih renggang dari pada dataran rendah sehingga sangat cepat mengalami pendinginan," katanya Ahad, 8 Juli 2018. Kondisi itu terutama terbentuk pada saat cuaca cerah tanpa tutupan awan.

Saat ini menurutnya terdapat embun es atau salju di beberapa daerah pegunungan. Kejadian suhu dingin malam hari dan es salju di lereng pegunungan itu disebabkan kondisi meteorologis dan musim kemarau yang saat ini tengah berlangsung.

"Pada saat kemarau, memang umumnya suhu udara di malam hari, lebih dingin," ujarnya.

Pada musim kemarau, permukaan bumi lebih kering. Kandungan air di dalam tanah menipis dan uap air di udara pun sangat sedikit jumlahnya. yang menyebabkan kelembaban udara lebih rendah.

Pada kondisi demikian, panas matahari akan lebih banyak terbuang dan hilang ke angkasa. Itu kata Tony, yang menyebabkan suhu udara di malam hari pada musim kemarau jadi lebih dingin daripada suhu udara musim hujan.

Pada malam hari uap air di udara akan mengalami kondensasi dan kemudian mengembun untuk menempel jatuh di tanah, dedaunan atau rumput. "Air embun yang menempel di pucuk daun atau rumput akan segera membeku yang disebabkan oleh suhu udara yang sangat dingin ketika mencapai suhu minus atau nol derajat," ujarnya.

Pada musim kemarau di Pulau Jawa tahun ini, BMKG memprediksikan berlangsung normal. Angin dominan bertiup dari arah tenggara dengan membawa udara dingin dan kering dari angin monsun Australia. Musim Kemarau di Jawa umumnya diperkirakan berlangsung hingga awal Oktober.

Relawan Gunung Gede Pangrango Operation Agus Mulyana, 34 tahun mengatakan, fenomena embun es di gunung berketinggian 2.958 meter dari permulaan laut itu pernah dijumpainya tiga kali saat musim kemarau yaitu pada 2004, 2005, dan 2007. Lokasinya di Alun-alun Surya Kencana Gunung Gede.

Sementara rekannya yang juga pendaki sekaligus pemandu Gunung Gede, Aceng Junaedi, pernah mengalami turunnya embun es pada 2012 dan 2016 pada Juni-Juli. Peristiwa terbaru pada 4-6 Juli di lokasi serupa. "Semalam saya naik tapi sampai pagi nggak muncul embun es," kata Aceng yang baru turun, Ahad, 8 Juli 2018.

Sumber: Tempo

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkini
Bola18 Januari 2025, 16:00 WIB

Prediksi Madura United vs Barito Putera: Duel Dua Tim Papan Bawah!

Madura United akan menjamu Barito Putera dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 pekan ke-19 malam ini.
Madura United akan menjamu Barito Putera dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 pekan ke-19 malam ini. (Sumber : Instagram).
Sukabumi18 Januari 2025, 15:45 WIB

Buruh dan Pelajar Collab Edarkan Hexymer-Tramadol di Sukabumi, Ditangkap saat Transaksi

Barang bukti yang disita adalah empat paket hexymer dan lima setrip tramadol.
Kedua terduga pelaku kasus obat keras terbatas yang ditangkap di Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1/2025). | Foto: Polsek Sagaranten
Sukabumi18 Januari 2025, 15:23 WIB

Lindas Material Longsor, Truk Terguling di Jalan Nasional di Simpenan Sukabumi

Longsor ini sempat menutup Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua.
Truk terguling di Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua, tepatnya di Kampung Cisarakan, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1/2025). | Foto: Istimewa
Inspirasi18 Januari 2025, 15:00 WIB

Lowongan Kerja Sukabumi Sebagai Cook Sushi, Cek Kualifikasinya Disini!

Apabila kamu tertarik dengan lowongan kerja ini, segera daftarkan diri sekarang juga!
Ilustrasi - Lowongan Kerja Sukabumi Sebagai Cook Sushi, Cek Kualifikasinya Disini! (Sumber : Freepik.com/@ASphotofamily)
Sukabumi18 Januari 2025, 14:58 WIB

Pengendara Terjebak Berjam-jam, Jalan Nasional di Simpenan Sukabumi Buka Tutup Pasca Longsor

Saat ini jalan sudah dibuka, tetapi dengan sistem buka tutup.
Antrean kendaraan di Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua, tepatnya di Kampung Cimapag, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1/2025). | Foto: Dokumen Pengendara
Sukabumi18 Januari 2025, 14:13 WIB

Pulihkan Ekosistem Pasca Bencana, Penanaman Pohon di DAS Sungai Cikaso Sukabumi

Kegiatan ini untuk mencegah bencana serupa di masa depan.
Penanaman pohon di DAS Cikaso, Desa Cibadak dan Desa Pabuaran, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Dokumentasi Panitia
Food & Travel18 Januari 2025, 14:00 WIB

Menikmati Deburan Ombak di Pantai Karang Tawulan, Wisata Eksotis Mirip Tanah Lot di Tasikmalaya

Tersembunyi di wilayah selatan kabupaten, pantai Karang Tawulan menawarkan keindahan alam yang masih asri dan jauh dari hiruk pikuk kota.
Pantai Karang Tawulan adalah sebuah destinasi wisata pantai yang menarik di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. (Sumber : Instagram/@riskardr/@dadanwardana99).
Bola18 Januari 2025, 12:00 WIB

Prediksi PSM Makassar vs PSBS Biak di Liga 1: H2H, Susunan Pemain dan Skor

PSM Makassar vs PSBS Biak akan tersaji sore ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025.
PSM Makassar vs PSBS Biak akan tersaji sore ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025. (Sumber : Instagram/@psbsofficial/X/@psm_makassar).
Sukabumi18 Januari 2025, 11:57 WIB

Satpam Asal Sukabumi Tewas di Rumah Mewah Bogor, Keluarga Temukan Banyak Luka Serius

Korban sempat menghubungi istrinya melalui pesan singkat.
Rumah duka Septian (37 tahun) di Kampung Cibarengkok RW 01, Desa Citarik, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. | Foto: SU/Ilyas Supendi
Sukabumi18 Januari 2025, 11:36 WIB

Daftar SKPD dengan Aduan Terbanyak pada 2024, Menurut Data Diskominfo Kota Sukabumi

Pemerintah Kota Sukabumi menerima 106 aduan masyarakat sepanjang 2024.
Apel di Lapang Setda Balai Kota Sukabumi pada Senin (15/7/2024). | Foto: Dokpim Kota Sukabumi