SUKABUMIUPDATE.com - Pembaruan yang dilakukan WhatsApp belakangan ini terus berfokus pada penggunaan fitur grup. Sebenarnya apa tujuan mereka melakukan hal tersebut?
Dilaporkan Venture Beat, 29 Juni 2018, fitur-fitur penggunaan grup terus dikembangkan setelah adanya kritik terhadap penggunaan WhatsApp sebagai alat penyebaran berita bohong.
Kritik tersebut ditujukan langsung kepada Facebook sebagai induk perusahaan WhatsApp. Tak berhenti sampai di situ, mereka juga dikritik karena dianggap menimbulkan permusuhan terhadap kelompok ras atau etnis sebagai akibat dari penyebaran informasi palsu. Ini terjadi khususnya selama pemilihan di India bulan Mei lalu.
Sebagai catatan, 250 juta dari total 1,5 miliar pengguna aktif bulanan WhatsApp berada di India.
WhatsApp pun mengembangkan fitur-fitur yang meningkatkan kontrol dari admin grup, demi mencegah terjadinya penyalahgunaan dan meningkatkan kenyamanan. Beberapa pembaruan juga telah dirilis dan bisa didapatkan para penggunanya.
Juni lalu, WhatsApp merilis secara bersamaan lima pembaruan pada grupnya. Tertulis pada laman blog resminya, pembaruan tersebut mencakup penulisan deskripsi singkat mengenai grup, kendali admin untuk membatasi siapa yang dapat mengubah subjek, ikon, dan deskripsi grup, fitur pencarian pesan yang menyebut nama atau membalas pengguna, dan kemampuan untuk mencari peserta di halaman info grup.
Selain itu, kini admin dari grup dapat membatalkan izin admin peserta grup lainnya dan pencipta grup tidak dapat lagi dikeluarkan dari grup yang mereka buat.
Yang terbaru pada awal Juli, pembaruan aplikasi memungkinkan admin grup sebagai satu-satunya orang yang dapat mengirim pesan, seperti dilansir The Verge, 2 Juli 2018.
Fitur ini dapat menjadikan sebuah grup sebagai kanal informasi satu arah. Selain itu, tentunya akan mengurangi pesan-pesan spam dan kemunginan penyebaran berita palsu yang dikirim ke grup WhatsApp.
Sumber: Tempo