SUKABUMIUPDATE.com - Margono atau Gogon sering mengeluh sesak napas, namun ia selalu menolak tiap disarankan rekan-rekannya agar berobat ke rumah sakit.
“Saya kira sudah banyak yang bilang agar penyakitnya diperiksakan, biar dipasang ring (jantung). Tapi memang orangnya enggak mau. Katanya sudah takdir,” kata Didi Kempot di rumah duka Gogon di Dukuh Bukur Ireng, RT 10 RW 2, Desa Bendan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, pada Selasa malam, 15 Mei 2018.
Menurut anak bungsu Gogon, Nova Mustika, ayahnya dapat job di Lampung karena ajakan Didik Kempot. Namun, penyanyi campur sari berambut gondrong yang kondang dengan lagu Stasiun Balapan itu mengaku tidak mengajak Gogon.
“Sebenarnya enggak tak ajak. Tapi ketemu di sana (Lampung). Manajemen saya dikontak untuk manggung di Lampung. Ternyata di sana ketemu Mas Gogon, Mas Kadir, dan Mas Doyok,” kata Didik Kempot.
Di balik gaya yang nyentrik dan cara bercandanya yang spontan dan segar, Didik Kempot berujar, Gogon adalah seniman yang selalu menghargai siapapun, baik junior maupun seniornya. “Bahasa Jawanya nguwongke uwong (memanusiakan manusia),” kata Didik Kempot yang turut mengantar jenazah Gogon dari Lampung.
Gogon meninggal di Rumah Sakit Kota Bumi, Lampung, Selasa sekitar pukul 05.00 waktu setempat. Gogon mengembuskan napas terakhir di usia 58 tahun setelah kelelahan seusai manggung. Komedian yang khas dengan gaya rambut jambul itu meninggalkan seorang istri dan dua anak.
Setelah disemayamkan di rumah duka, di Boyolali, Gogon akan dimakamkan di tempat pemakaman umum setempat pada Rabu siang, 16 Mei 2018.
Sumber: Tempo