SUKABUMIUPDATE.com - Kenapa kulit pisang licin? Pertanyaan ini mungkin sederhana, tapi tetap menjadi misteri. Sudah menjadi rahasia umum bahwa seseorang yang menginjak kulit pisang bisa terpeleset.
Mengapa kulit pisang bisa selicin itu, tak ada yang mau repot-repot menelitinya sampai beberapa ilmuwan Jepang dari Kitasato University melakukannya. Atas segala jerih payah mereka mempelajari kulit pisang itu.
Lewat penelitian unik berjudul "Koefisien Gesek di bawah Kulit Pisang", tim ilmuwan yang dipimpin oleh Kiyoshi Mabuchi ini menyelidiki bahaya menginjak kulit pisang. Tim mengukur gesekan kulit pisang di laboratorium dan membandingkannya dengan kulit apel dan jeruk.
Dalam percobaan, mereka meletakkan kulit pisang di permukaan lantai, lantas diinjak dan didorong dengan gerakan kaki, seperti gerakan orang terpeleset. Mereka kemudian mengukur gaya vertikal dari gerakan kaki serta gaya gesekan antara kulit pisang dengan lantai.
Hasil pengukuran menunjukkan koefisien gesekan sekitar 0,07. "Ini jauh lebih rendah daripada angka koefisien gesekan pada lantai yang telah dilumasi," Mabuchi mengungkapkan hasil penelitian timnya.
Berdasarkan pengamatan juga diketahui bahwa kulit pisang mengurangi gesekan antara sepatu dan lantai hingga seperlima. Angka itu sangat besar dibanding efek serupa yang dihasilkan kulit apel dan jeruk. "Kulit apel dan kulit jeruk tidak begitu berbahaya jika diinjak," kata Mabuchi.
Mabuchi dan timnya tertarik atas bagaimana gesekan dan pelumasan mempengaruhi pergerakan anggota badan manusia. Berdasarkan hasil pengamatan mikroskopis, diketahui bahwa sifat licin kulit pisang ditentukan oleh gel folikel polisakarida. Begitu kulit pisang terinjak, gel berubah menjadi sol homogen yang berfungsi bak zat pelumas.
Yang cukup mengejutkan adalah gel folikel polisakarida rupanya juga ditemukan pada membran pertemuan tulang-tulang tubuh. "Konsep ini akan membantu untuk merancang sendi buatan," Mabuchi mengatakan.
Sumber: Tempo