SUKABUMIUPDATE.com - Kepala Eksekutif Facebook Mark Zuckerberg menyesali keamanan jejaring sosial buatannya yang kebobolan dan membuat data para penggunanya disalahgunakan tanpa izin. Atas kelalaiannya tersebut, Zuckerberg meminta maaf kepada Kongres Amerika Serikat.
Dalam kesaksian tertulisnya kepada anggota Kongres pada Senin, 9 April 2018, Zuckerberg mengakui bahwa jejaring media sosial seharusnya dapat berbuat lebih banyak untuk mencegah penyalahgunaan data para penggunanya.
"Kami tidak melihat cukup luas tentang tanggung jawab kami, dan itu adalah kesalahan besar. Itu adalah kesalahan saya, dan saya minta maaf,” kata Zuckerberg, seperti dilansir dari The Washington Post pada Selasa, 10 April 2018. Zuckerberg mengatakan seharusnya pihaknya dapat mencegah penyalahgunaan jejaring media sosial, seperti penyebaran berita palsu dan ujaran kebencian, keterlibatan pihak asing dalam pemilihan umum, serta perlindungan data penggunanya.
“Saya yang membuat Facebook, saya memimpinnya, dan saya bertanggung jawab atas yang terjadi di sini,” kata Zuckerberg.
Zuckerberg rencananya memberikan kesaksian secara terbuka pada Selasa dan Rabu di depan dua komisi Kongres.
Skandal Cambridge Analytica, yang melibatkan layanan Facebook, disebut telah mencuri data 87 pengguna jejaring sosial tersebut.
Cambridge adalah konsultan untuk tim kampanye pemenangan Donald Trump saat pemilihan presiden pada 2016. Saat itu, Trump, yang diusung Partai Republik, berkompetisi melawan Hillary Clinton dari Partai Demokrat. Diduga, data para pengguna Facebook dari Amerika Serikat ini digunakan untuk menyusun strategi kampanye pemenangan Trump.
Kejadian ini terungkap ke media massa pada pertengahan Maret lewat Christopher Wylie, yang membocorkannya ke media massa. Berita ini lalu diberitakan oleh media New York Times, Guardian, dan Observer serta menjadi pemberitaan global. Manajemen Facebook dituding tidak melindungi data para penggunanya secara layak.
Facebook mengirim pemberitahuan kepada pengguna tentang “pembobolan data” ini mulai Senin malam. Setiap pemegang akun akan mendapat notifikasi apakah perlindungan data mereka terakses atau tidak. Raksasa perusahaan media sosial itu mengatakan para pengguna juga akan diperlihatkan aplikasi yang mereka gunakan dan data apa saja yang diperoleh aplikasi tersebut.
Sumber: Tempo