SUKABUMIUPDATE.com - Kapan alam semesta alias kiamat akan terjadi? Fisikawan teoretis asal Harvard University mencoba menghitung hal tersebut.
"Kita punya 10^193 (10 pangkat 193) tahun lagi," ujar Anders Andreassen, sang ilmuwan, seperti dilansir laman Outer Places, Rabu, 4 April 2018. (Rumus ini bisa dihitung dengan rumus notasi indeks. Angka 193 merupakan indeks bilangan yang menunjukkan berapa kali kita menggunakan bilangan tersebut dalam suatu perkalian. Kalau 10 pangkat 193 berarti 10 dikali sebanyak 193 kali).
Andreassen tampaknya tidak terganggu dengan penemuan ini. Dia menjelaskan penelitian tersebut dengan cara yang biasa-biasa saja, tidak mengungkapkan kekhawatiran tentang akhir dari alam semesta ini. "Kami ingin memperbaiki semua perkiraan sebelumnya dan mendapatkan tanggal yang mendekati semampu kami," kata Andreassen.
Perhitungan tersebut mengasumsikan bahwa seluruh peristiwa hancurnya alam semesta terjadi dalam satu kejadian big bang. Ketika aturan alam semesta berhenti, sulit untuk memprediksi apa yang akan terjadi.
Namun, para ilmuwan memiliki teori yang bagus tentang apa yang akhirnya bisa menyelesaikannya alam semesta ini. "Caranya, jagat raya akan meledak," kata dia.
Menurut Andreassen, nasib alam semesta bergantung pada partikel dasar masif hipotetis perkiraan, sesuai standar fisika partikel (Higgs-Boson) yang tidak jatuh dalam massa. Jika pada tahun-tahun mendatang partikel itu terbentuk dengan keadaan yang lebih ringan, setelah itu akan runtuh dan menghasilkan gelembung besar energi negatif yang akan menelan alam semesta kita. Ilmuwan pun tidak tahu persis bagaimana perilaku Higgs-Boson itu.
Laman Value Walk melaporkan bahwa hal ini hanya sebuah asumsi mengenai akhir dari alam semesta yang terjadi karena satu peristiwa besar. Namun, sekali lagi, mustahil untuk memprediksi apa yang akan terjadi pada titik itu.
Sumber: Tempo