SUKABUMIUPDATE.com - Cuaca ekstrem yang terjadi di Indonesia, khususnya Jawa Barat, ternyata merupakan imbas dari iklim di Filipina. Kepala Stasiun Geofisika Bandung Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tony Agus Wijaya mengatakan, hujan lebat di Jawa Barat dan longsor seperti di Bogor Senin pekan ini dampak cuaca di Filipina.
"Hujan lebat yang terjadi di wilayah Jawa Barat disebabkan oleh adanya tekanan rendah di wilayah timur Filipina," katanya, Rabu, 7 Februari 2018.
Kondisi itu menyebabkan angin yang bertiup dari Asia bergerak dari arah barat daya dan barat laut serta menyebabkan konvergensi di wilayah Jawa Barat. Penumpukan massa udara itu berkontribusi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Jawa Barat.
Dari hasil pantauan citra satelit, kata Tony, terpantau pertumbuhan awan Cumulonimbus mulai terjadi pada dini hari Senin, 5 Februari 2018. Awan itu memanjang dari wilayah barat atau Bogor hingga ke timur seperti Ciamis dan Kuningan.
Pertumbuhan awan itu meluas hingga ke wilayah utara atau Indramayu. Aktivitas awan, ujar Tony, melemah pada siang hari sekitar pukul 14.00 WIB dan menyebabkan hujan awan menengah atau Stratiform. "Awan menengah yang cenderung hujan itu hingga siang hari," katanya.
Berdasarkan peluang prakiraan cuaca bulanannya, kondisi tersebut masih akan berlangsung hingga Maret mendatang. Wilayah Jawa Barat, kata Tony, sebagian besar masih dalam musim penghujan dan sifat hujannya pada umumnya tergolong normal. "Kecuali Bandung, sebagian Bogor, Cianjur, Garut, dan Tasikmalaya, sifat hujannya diatas normal."
Selama periode musim penghujan ini, BMKG menyatakan potensi curah hujan tinggi berdampak pada potensi banjir, pergerakan tanah, dan tanah longsor di sebagian besar wilayah Jawa Barat.
Sumber: Tempo