Penyair Jawa Barat Tolak Gerakan Puisi Esai Nasional Denny JA

Sabtu 24 Februari 2018, 16:47 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Perwakilan penyair  menyambangi Balai Bahasa Jawa Barat di Bandung, Rabu, 31 Januari 2018. Mereka menyampaikan protes dan menolak Gerakan Puisi Esai Nasional gagasan tokoh survei politik Denny January Ali. Penyair pun mempertanyakan keterlibatan orang Balai Bahasa dalam gerakan tersebut.

Perwakilan penyair yang dipimpin Matdon berdialog langsung dengan Kepala Balai Bahasa Jawa Barat Sutejo di Ruang Perpustakaan. Kini ada 104 penyair di Jawa Barat yang menandatangani petisi penolakan Gerakan Puisi Esai Nasional. "Latarnya Denny JA itu ahli survei, tiba-tiba bikin puisi dan ingin diakui sebagai tokoh sastra," ujar Matdon.

Penyair yang ikut mendirikan Majelis Sastra Bandung itu mengaku pernah diajak membuat puisi esai bertema sosial di Jawa Barat. Orang yang mengajak mengiming-imingi uang Rp 5 juta per puisi. "Juga diminta mengakui Denny JA sebagai tokoh sastra Indonesia," kata Matdon.

Menurutnya, puisi esai sudah dikenal sejak abad ke-18. Bedanya, puisi esai versi Denny JA harus disertai catatan kaki. 

Gerakan Puisi Esai Nasional salah satunya membuat buku puisi dengan mengajak seratus lebih penyair dan penggiat sastra. Konon gerakan itu melibatkan orang-orang di Badan hingga Balai Bahasa di daerah. Matdon mempertanyakan kabar itu. "Balai Bahasa kami minta membersihkan kalau ada orangnya yang terlibat," kata Matdon.

Menurutnya dia, penyair bukan menentang puisi esai karena karya itu wujud kebebasan berekspresi. "Yang kami tolak upaya Denny JA yang ingin diakui sebagai tokoh sastra dengan iming-iming uang itu," ujar Matdon.

Kepala Balai Bahasa Jawa Barat Sutejo mengatakan, pihaknya bersikap netral dalam masalah tersebut. "Genre puisi esai menurut kami tidak masalah," katanya. Bagi Balai Bahasa, ujar Sutejo, masalah muncul ketika Denny JA menerbitkan buku 33 Tokoh Sastra. "Saya juga heran, sejak kapan DJA muncul sebagai sastrawan," kata Sutejo.

Soal keterlibatan orang Balai Bahasa Jawa Barat dengan proyek penulisan puisi esai itu, Sutejo menepisnya. "Di sini tidak ada yang terlibat. Kami mengimbau saja," ujarnya. Penolakan penyair itu akan disampaikan Balai Bahasa Jawa Barat ke Badan Bahasa.

Sumber: Tempo

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkini
Sukabumi Memilih22 November 2024, 15:16 WIB

Debat Pilbup Sukabumi: Asep Japar-Andreas Sampaikan Kunci Mewujudkan Sukabumi Mubarakah

Paslon nomor urut 2, Asep Japar-Andreas paparkan komitmen dan kunci dalam mewujudkan Kabupaten Sukabumi Mubarakah.
Paslon nomor urut 1 Asep Japar-Andreas saat memaparkan visi-misi dalam sesi pertama debat publik terakhir Pilkada Kabupaten Sukabumi 2024. (Sumber : Youtube Sukabumiupdate)
Sukabumi Memilih22 November 2024, 15:13 WIB

Debat Pilbup Sukabumi: Iyos-Zainul Sebut Solusi Masyarakat Sejahtera Tak Cukup Melanjutkan

Paslon Iyos-Zainul berkomitmen mengelola seluruh potensi demi mewujudkan Sukabumi yang Agamis, Sejahtera, Inovatif dan Kolaboratif.
Paslon nomor urut 1 Iyos-Zainul saat memaparkan visi-misi dalam sesi pertama debat publik terakhir Pilkada Kabupaten Sukabumi 2024. (Sumber : Youtube Sukabumiupdate)
Inspirasi22 November 2024, 15:00 WIB

Loker Sukabumi Sebagai Cook/Commis 1 Minimal SMK, Cek Kualifikasinya Disini!

Apabila kamu tertarik dengan lowongan kerja ini, segera daftarkan diri sekarang juga!
Ilustrasi. Loker Sukabumi Sebagai Cook/Commis 1 Minimal SMK, Cek Kualifikasinya Disini! (Sumber : Freepik)
Sukabumi Memilih22 November 2024, 14:55 WIB

Debat Publik II Pilbup Sukabumi 2024, Tim Asep Japar - Andreas: Visi Misi

Ajang adu gagasan pasangan calon ini disiarkan secara langsung oleh stasiun tv nasional atau bisa diakses melalui kanal youtube sukabumiupdate.com.
Paslon 02 pilkada kabupaten sukabumi 2024, Asep Japar - Andreas (Sumber: dok kpu kabupaten sukabumi)
Life22 November 2024, 14:39 WIB

Media Sosial: Senjata Baru dalam Kampanye Politik?

Media sosial mengubah kampanye politik: cepat, luas, dan interaktif. Namun, hoaks dan manipulasi jadi tantangan. Bagaimana memanfaatkan peluangnya tanpa terjebak risikonya? Simak ulasannya di sini!
Media sosial: alat kampanye politik yang efektif, tapi penuh tantangan. Bijaklah dalam menggunakan dan menerima informasi! (Sumber : freepik)
Food & Travel22 November 2024, 14:30 WIB

Wisata Alam Karacak Valley, Menikmati Keindahan Hutan Pinus dan Curug di Garut Kota

Karacak Valley Garut adalah pilihan yang tepat untuk wisatawan yang mencari ketenangan dan keindahan alam yang masih asri.
Kawasan Taman Wisata Karacak Valley terletak di perbukitan dengan pemandangan hutan pinus yang masih asri. Foto: IG/karacak_valley
Sukabumi Memilih22 November 2024, 14:28 WIB

Debat Publik II Pilbup Sukabumi 2024, Tim Iyos-Zainul: Pengalaman 38 Tahun

Dengan pengalaman Pak Iyos selama 38 tahun di pemerintahan dan Pak Zainul yang juga berpengalaman dalam mengelola pemerintahan, kami tetap percaya diri.
Paslon 01 Pilkada Kabupaten Sukabumi 2024 (Sumber: dok kpu kabupaten sukabumi)
Bola22 November 2024, 14:00 WIB

Prediksi Persib Bandung vs Borneo FC di Liga 1 2024/2025: H2H, Susunan Pemain dan Skor

Persib Bandung vs Borneo FC akan tersaji malam ini Jumat (22/11/2024), mulai pukul 19.00 WIB.
Persib Bandung vs Borneo FC akan tersaji malam ini Jumat (22/11/2024), mulai pukul 19.00 WIB. (Sumber : X/@BorneoSMR/@persib).
Sukabumi22 November 2024, 13:57 WIB

Lewat Inovasi Kesehatan, Kota Sukabumi Raih KIJB 2024 Pemprov Jabar

Reni mengapresiasi prestasi Puskesmas Sukakarya.
Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi meraih KIJB 2024 di Trans Hotel, Kota Bandung, Kamis, 21 November 2024. | Foto: Istimewa
Nasional22 November 2024, 13:56 WIB

Kronologi Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Berawal dari Masalah Tambang

Berikut kronologi polisi tembak polisi di Solok Selatan menurut Kapolda Sumbar Irjen Suharyono.
Ilustrasi. Peristiwa polisi tembak polisi terjadi di Solok Sumbar. | Foto : Pixabay