SUKABUMIUPDATE.com - Robot seks bisa membuat pria tersisih, menurut seorang ahli matematika terkemuka. Dr Cathy O‘Neil dari Harvard University mengklaim bahwa wanita-wanita di masa depan bisa dimanjakan oleh ‘menbots‘ yang juga mencuci piring.
Adalah kebutuhan dasar manusia untuk menginginkan seseorang mencintai dan berhubungan seks, namun kebanyakan wanita juga mencari seseorang yang melakukan pekerjaan rumah mereka.
Ahli matematika ini mengatakan bahwa ‘sangat mungkin‘ bahwa robot akan mengungguli pria, dan wanita di masa depan dapat memilih untuk tinggal dengan menbot sebagai gantinya.
Ada sekitar lima pembuat robot seks di seluruh dunia, dengan harga mulai dari sekitar £ 4.000 (Rp 73 juta) sampai lebih dari £ 11.600 (Rp 211 juta) untuk model ‘mewah‘.
Pasar untuk robot seks saat ini 95 persen didominasi pria tapi semua bisa berubah. "Saya pikir pria yang harus khawatir. Sangat mungkin bahwa robot bisa mengungguli mereka,†kata Dr Cathy O‘Neil yang memiliki gelar PhD dalam bidang matematika dari Harvard University, sebagaimana dikutip Daily Mail, Jumat 5 Januari 2018.
Bertentangan dengan namanya, tidak semua orang akan menggunakan robot seks semata-mata untuk seks. “Robot ini bisa menjadi ahli dalam mencuci piring dan tugas rumah tangga lainnya,†kata Dr O‘Neil.
Terlepas dari bahaya hacker mengubah robot seks menjadi pembunuh, dia yakin hal itu tidak akan membuat mereka lebih sebagai ancaman daripada pria sejati.
Saat ini pria lebih rela berhubungan seks dengan robot dibanding wanita. Satu survei AS terhadap 100 orang mendapati dua pertiga pria berusia 20-61 akan melakukan hubungan seks dengan robot, dibandingkan dengan sepertiga wanita.
Sementara robot menjadi semakin realistis, para ilmuwan mengatakan bahwa butuh 50 tahun sebelum robot dapat bergerak dan berbicara secara spontan seperti seorang pasangan dan memiliki ekspresi wajah yang terlihat benar-benar manusiawi.
Beberapa psikolog berpendapat bahwa hubungan seksual dengan robot akan “membuat orang tidak sensitif terhadap keintiman dan empatiâ€.
Ini adalah peringatan dari Noel Sharkey, profesor emeritus tentang kecerdasan buatan dan robotika di Universitas Sheffield, dan Dr. Aimee van Wynsberghe, asisten profesor bidang etika dan teknologi di Technical University of Delft di Belanda, saat mereka meluncurkan sebuah laporan mengenai masalah ini tahun lalu.
“Ada revolusi robotika di semua bidang - layanan, pertanian, penerbangan dan seks. Mereka semua adalah bagian tak terpisahkan dari hal yang sama,†ujar Dr Sharkey. “Politisi dan masyarakat perlu memahami dan menangani isu-isu etis yang akan ditimbulkan robot seks terhadap masyarakat dan hubungan.â€
Sumber: Tempo