SUKABUMIUPDATE.com - Fitur baru Facebook yang baru diluncurkan, Rabu, 20 Desember 2017, bisa digunakan untuk mencegah pelecehan di Facebook dan Messenger. Ini merupakan upaya Facebook untuk membangun masyarakat digital yang aman.
Sebelumnya, Facebook telah merilis fitur anti-bullying. Platform media sosial besutan Mark Zuckerberg ini akan mencatat laporan tidak menyenangkan dari para pengguna korban bully lalu mengambil tindakan seperti menghapus konten, menonaktifkan akun, dan membatasi fitur komentar untuk orang yang dilaporkan.
Menurut Antigone Davis, Global Head of Safety Facebook, ada dua fitur terbaru yang diluncurkan Facebook. "Yakni, mencegah kontak yang tidak diinginkan dan mengabaikan pesan," tulis Davis dalam keterangan pers yang diterima Tempo, Kamis, 21 Desember 2017.
1. Mencegah kontak yang tidak diinginkan
Davis menjelaskan, fitur ini dibuat untuk mencegah orang yang tidak diinginkan membuat akun yang berbeda. Facebook mengembangkan fitur untuk mencegah akun palsu tersebut.
"Fitur ini otomatis mengidentifikasi akun palsu secara lebih cepat dna memblokir jutaan akun palsu untuk mendaftarkan diri setiap harinya," ujar Davis.
2. Mengabaikan pesan yang tidak diinginkan
Jika seseorang dilecehkan, memblokir pelaku kadang justru mengakibatkan pelecehan lanjutan, terutama secara offline. Korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), menurut Davis, juga banyak terjadi karena pesan salah paham.
"Sekarang Anda hanya perlu mengklik untuk mengabaikan pesan," ujar Davis. Tindakan ini akan menonaktifkan notifikasi dan memindahkan percakapan dari kotak masuk ke folder Filtered Messages Anda.
Davis menjelaskan, Facebook telah bekerja sama dengan para ahli di berbagai bidang untuk menyediakan berbagai sumber daya atau referensi terkait keamanan bagi masyarakat. Sebagai contoh, Facebook telah mengembangkan sumber daya baru untuk korban kekerasan dalam rumah tangga dalam kemitraan dengan Jaringan Nasional untuk mengakhiri kekerasan dalam rumah tangga.
Selain itu, Facebook juga bekerjasama dengan lebih dari 150 ahli keamanan selama setahun terakhir di India, Irlandia, Kenya, Belanda, Spanyol, Turki, Swedia, dan Amerika Serikat untuk mendapatkan umpan balik mengenai cara-cara yang dapat kami tingkatkan.
Kami juga telah menyelenggarakan acara pertemuan roundtable melalui Facebook Journalism Project untuk mempelajari lebih banyak hal mengenai pengalaman unik komunitas jurnalis di Facebook. Puncaknya berada pada fitur yang kita hadirkan hari ini, serta sumber daya bagi jurnalis untuk membantu mereka melindungi diri mereka sendiri di Facebook.
Sumber: Tempo