Terungkap, Kenapa Air Panas Lebih Cepat Membeku dari Air Dingin

Sabtu 24 Februari 2018, 16:47 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Temuan sains terbaru menguap misteri soal air panas yang lebih cepat membeku dibanding air dingin. Selama ini, para ilmuwan dibikin bingung oleh fakta ini dan kini jawabannya sudah ditemukan.

Fakta bahwa cairan yang telah dipanaskan sebelumnya dapat membeku lebih cepat daripada yang sudah dingin pertama kali diamati oleh Aristoteles pada abad ke-4. Francis Bacon, bapak empirisme ilmiah; dan René Descartes, filsuf Prancis, juga tertarik pada fenomena tersebut.

Pada 1960, seorang siswa Tanzania bernama Erasto Mpemba menjelaskan hal itu kepada gurunya di kelas. Kata dia, campuran terpanas es krim dapat membeku lebih cepat dari yang dingin.

Pernyataan Mpemba ini- yang kemudian menjadi terkenal dengan sebutan Efek Mpemba- mengilhami sebuah dokumen teknis tentang subyek tersebut.

Efeknya mulai dianalisis di majalah pendidikan dan sains. Namun perihal sebab dan akibatnya hampir tidak dipelajari sampai sekarang.

"Ini adalah efek yang secara historis belum ditangani dengan cara yang ketat, tapi hanya sebagai anomali dan keingintahuan didaktis," kata Antonio Prados, salah seorang peneliti dari Universidad de Sevilla jurusan fisika teoretis.

"Dari sudut pandang kami, penting untuk mempelajarinya dalam sistem dengan bahan minimal agar bisa mengendalikan dan memahami tingkah lakunya," katanya.

Tim fisikawan asal Spanyol yang berasal dari tiga perguruan tinggi terkemuka, yakni Universidad Carlos III de Madrid, Universidad de Extremadura, dan Universidad de Sevilla, berembuk bersama dan sepakat melakukan penelitian untuk membuka selubung misteri itu.

Kerja yang luar biasa. Untuk pertama kalinya, tim fisikawan tersebut mengetahui bagaimana dan mengapa paradoks yang dikenal sebagai Efek Mpemba dapat terjadi. Hasil penelitian itu kemudian mereka publikasikan dalam jurnal Physical Review Letters, pekan lalu.

Semua itu terjadi karena cairan granular, yaitu partikel yang sangat kecil dan berinteraksi di antara mereka yang kehilangan sebagian energi kinetiknya.

"Berkat karakterisasi teoretis ini, kami bisa mensimulasikannya di komputer dan melakukan penghitungan analitis untuk mengetahui bagaimana dan kapan Efek Mpemba akan terjadi," kata Antonio Lasanta, salah seorang peneliti.

Sebenarnya, Lasanta melanjutkan, timnya bukan hanya menguak Efek Mpemba, tapi juga efek sebaliknya. "Pendakian yang paling dingin bisa lebih cepat, yang akan disebut Efek Mpemba terbalik."

Bagaimana para peneliti itu mendapatkan jawaban soal hal tersebut? Lalu apa yang terjadi dalam penelitian itu?

Tim peneliti menggunakan dua gelas air, yang satu lebih panas dan satu lebih dingin. Kemudian keduanya diletakkan di dalam mesin pembeku. Jika Efek Mpemba berlaku, air yang lebih panas akan mencapai nol derajat lebih cepat daripada yang lebih dingin.

Di dalam setiap gelas kimia, molekul yang membentuk air mengerumuni segala arah. Hasilnya terlihat. Di air hangat, molekul bergerak lebih cepat.

Sebaliknya, gerakan molekul yang lebih lambat terjadi di air yang lebih rendah suhunya. Di air dingin, gerakannya melambat seperti merangkak. Bahkan molekul terjebak di tempat atau seperti menggeliat lemah di tempat di air yang membeku.

Tim Lasanta menganalisis versi sederhana situasi ini. Partikel dalam cairan adalah bola kecil yang kehilangan sedikit energi setiap kali bertabrakan satu sama lain. Kebijakan konvensional atau keyakinan yang diterima secara luas menyatakan bahwa waktu yang dibutuhkan setiap gelas air untuk membeku hanya bergantung pada suhu awalnya.

Partikel di air panas bergerak lebih cepat, yang berarti mereka memiliki lebih banyak perlambatan. Jadi, semakin panas cair, semakin lama waktu yang dibutuhkan.

Namun para peneliti menemukan bahwa suhu bukanlah satu-satunya faktor penting. Jika partikel air seperti semut yang berkeliaran di sekitar sarang, suhu seluruh cairan sesuai dengan kecepatan rata-ratanya.

Hal ini memungkinkan para peneliti memahami skenario apa yang lebih mudah terjadi, yang merupakan salah satu kontribusi utama dari penelitian ilmiah tersebut.

"Berkat ini, kami telah mengidentifikasi beberapa bahan sehingga efeknya terjadi pada beberapa sistem fisik yang dapat kami gambarkan dengan baik secara teoretis," kata peneliti Francisco Vega Reyes dan Andrés Santos.

Mereka menjelaskan, skenario yang paling mudah terjadi adalah kecepatan putaran sebelum pemanasan atau pendinginan memiliki disposisi tertentu. "Misalnya dengan dispersi tinggi di sekitar nilai rata-rata."

Dengan cara ini, menurut para peneliti, evolusi suhu fluida dapat terpengaruh secara signifikan jika keadaan partikel disiapkan sebelum pendinginan.

Penelitian ilmu pengetahuan dasar tersebut, selain berkontribusi untuk meningkatkan pengetahuan mendasar, mungkin memiliki aplikasi lain pada jangka menengah atau panjang. Kelompok peneliti ini pun berencana melakukan eksperimen untuk memverifikasi teori tersebut.

"Hasil belajar meniru dan menggunakan efek ini mungkin dapat diaplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari," kata para ilmuwan. Misalnya, membuat perangkat elektronik yang mendinginkan suatu benda lebih cepat.

Sumber: Tempo

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Tags :
Berita Terkini
Nasional22 November 2024, 13:56 WIB

Kronologi Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Berawal dari Masalah Tambang

Berikut kronologi polisi tembak polisi di Solok Selatan menurut Kapolda Sumbar Irjen Suharyono.
Ilustrasi. Peristiwa polisi tembak polisi terjadi di Solok Sumbar. | Foto : Pixabay
Sukabumi Memilih22 November 2024, 13:50 WIB

Profil Teddy Lesmana, Panelis di Debat ke II Pilkada Kabupaten Sukabumi 2024

Teddy Lesmana yang saat ini terpilih jadi panelis di Pilbup 2024 adalah sosok yang menginspirasi karena dedikasinya dalam dunia pendidikan dan hukum.
Teddy Lesmana saat ini berprofesi sebagai dosen di Fakultas Hukum Universitas Nusa Putra. (Sumber : Instagram/@teddyzeeous).
DPRD Kab. Sukabumi22 November 2024, 13:34 WIB

Apresiasi Kunjungan KPK, Ketua DPRD Sukabumi: Perkuat Komitmen Bersama Perangi Korupsi

Menurut Budi, kegiatan ini merupakan program rutin tahunan yang dilakukan oleh KPK untuk memberikan pendidikan antikorupsi kepada pemerintah daerah.
Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi, Budi Azhar Mutawali. (Sumber : SU/Ilyas)
Sukabumi22 November 2024, 13:30 WIB

KPK Beri Penyuluhan Pencegahan Korupsi untuk Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi

Adapun penyuluhan yang diberikan yang pertama terkait pendidikan anti korupsi, kedua pencegahan dan ketiga penindakan.
Kepala Satuan Tugas Wilayah II Koordinasi dan Supervisi KPK RI, Arif Nurcahyo saat memberikan penyuluhan kepada 60 anggota DPRD Kabupaten Sukabumi. (Sumber : SU/Ilyas)
Sukabumi Memilih22 November 2024, 13:11 WIB

Dipandu Yasmin dan Agung, Daftar Panelis Debat ke II Pilkada Kabupaten Sukabumi 2024

Debat antara paslon 01, Iyos - Zainul dan paslon 02 Asep Japar - Andreas akan berlangsung Jumat (22/11/2024) di Hotel Sutan Raja Bandung, mulai pukul 14.00 WIB.
Presenter INews TV Yasmin Athania akan memandu (hots) debat publik II Pilkada Kabupaten Sukabumi, Jumat (22/11/2024) (Sumber: akun medsos Yasmin Athania)
Food & Travel22 November 2024, 13:00 WIB

Kebun Teh Cipasung, HTMnya Rp10.000 Spot Menarik untuk Healing di Majalengka

Biaya masuk ke Kebun Teh Cipasung cukup terjangkau, sehingga Anda tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar untuk menikmati keindahan alam ini.
Dengan semua kelebihan yang dimiliki, Kebun Teh Cipasung memang layak untuk dijadikan tujuan wisata Anda. (Sumber : Screenshot YouTube/@Apri Subroto).
Bola22 November 2024, 12:00 WIB

Prediksi Persebaya Surabaya vs Persija Jakarta di Liga 1: H2H, Susunan Pemain dan Skor

Persebeya vs Persija akan tersaji sore ini dalam lanjutan liga 1 pekan ke-11.
Persebeya vs Persija akan tersaji sore ini dalam lanjutan liga 1 pekan ke-11. (Sumber : X/@persebayaupdate/@Persija_Jkt).
Sukabumi22 November 2024, 11:58 WIB

Diduga Pecah Ban, Truk Muatan Pasir Masuk Jurang di Parungkuda Sukabumi

Berikut kronologi sementara kecelakaan tunggal truk muatan pasir masuk jurang di Parungkuda Sukabumi.
Kondisi truk muatan pasir yang masuk jurang di pinggir jalan raya di Parungkuda Sukabumi. (Sumber : SU/Ibnu)
Sukabumi22 November 2024, 11:51 WIB

Babi Hutan Masuk Sumur di Cidolog Sukabumi, Upaya Evakuasi Sampai Dua Jam

Warga Cidolog Sukabumi geger babi hutan masuk sumur 7 meter. Bahu membahu evakuasi hingga membutuhkan waktu dua jam.
Warga saat mengevakuasi babi hutan yang tercebur masuk ke dalam sumur di Cidolog Sukabumi. (Sumber : Tangkapan layar video/Istimewa)
Science22 November 2024, 11:13 WIB

14 Kecamatan di Sukabumi Waspada! BMKG Keluarkan Peringatan Potensi Banjir

BMKG memprakirakan intensitas curah hujan di sebagian besar wilayah Jawa Barat pada dasarian atau sepuluh hari ketiga November 2024 berkategori menengah hingga tinggi.
Ilustrasi. Motor terseret banjir di Gang Peda Pasar kawasan Ahmad Yani Kota Sukabumi, 5 November 2024. (Sumber: istimewa)