SUKABUMIUPDATE.com - Nadine Chandrawinata yang juga Duta Wisata Bahari, mengatakan, fokus utamanya saat ini adalah edukasi tentang lumba-lumba dan alam. Dia prihatin banyak lumba-lumba yang dijadikan obyek tontotan di sirkus keliling.
“Lumba-lumba seharusnya hidup di laut, bukan dipindahkan ke sirkus lumba-lumba keliling,†kata Nadine Chandrawinata saat ditemui di Paviliun 28, Jakarta Selatan, pekan lalu.
Suatu saat ia pernah menyamar agar bisa masuk ke area sirkus lumba-lumba keliling untuk mengamati bagaimana hewan itu diperlakukan. Dia, antara lain, menemukan bahwa kandungan kaporit air tempat hidup lumba-lumba sangat tinggi.
Kolam yang ditingali lumba-lumba pun terlalu kecil. Penglihatan lumba-lumba yang tinggal di sirkus itu juga menurun dan warna kulit lumba-lumba telah berubah.
Menurut Nadine umur lumba-lumba yang hidup di sirkus singkat jika dibandingkan dengan rekannya yang hidup di lautMereka yang hidup di laut bisa mencapai umur 40 tahun, sedangkan lumba-lumba sirkus hanya 7 tahun saja.
Jadi dia bernaggapan bahwa sirkus lumba-lumba keliling tidak layak dipertahankan. Nadine sempat menemui Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar untuk meminta bantuan dari sisi kebijakan hukum dan regulasi. Dan ternyata, target kebijakan hukum ini akan selesai dalam waktu kurang lebih 6 bulan.
Selagi menunggu kebijakan hukum berlaku, Nadine Chandrawinata bekerja sama dengan beberapa organisasi non profit, seperti change.org dan wwf, komunitas desainer, dan musisi untuk sama-sama menyuarakan pelarangan sirkus lumba-lumba keliling. “Biarlah mereka bicara dan merasakan tentang lumba-lumba dengan gayanya masing-masing,†kata Nadine.
Sumber: Tempo