SUKABUMIUPDATE.com - Kiamat memang misterius. Tentunya, tak ada yang bisa menebak kapan kejadian musnahnya bumi dan alam semesta ini terjadi.
Meski begitu, Daniel Rothman, profesor dari Massachusetts Institute of Technology, Amerika Serikat, mengklaim berhasil menghitung kapan kiamat bumi terjadi dari kacamata sains lingkungan. Dia mengatakan telah menemukan formula matematik yang bisa memprediksi kiamat.
"Itu akan terjadi pada 83 tahun lagi, atau pada tahun 2100," kata Rothman, seperti dilansir laman kampus MIT, Senin lalu. Prediksinya itu dia terbitkan dalam jurnal Science Advances edisi 20 September 2017 berjudul "Thresholds of catastrophe in the Earth system".
Menurut Rothman, alasan utama kiamat bumi adalah meningkatkan jumlah karbon dioksida (CO2). Dia menghitung, pada 2100, jumlah CO2 di bumi akan mencapai 310 gigaton. "Semuanya akan mengendap di samudera," tulis dia. "Manusia telah menghasilkan 1.540 miliar ton karbon sejak Revolusi Industri."
Jumlah tersebut, menurut dia, sama dengan pembakaran batu bara tersebut setara dengan bangunan yang luasnya mencapai jarak bumi ke bulan dan setinggi 22 meter. Rothman, dalam jurnal, menjelaskan, emisi karbon sudah meningkat sejak abad ke-19.
Meningkatkan karbon, kata dia, bisa dibilang merupakan bencana skala massif. Dan hal tersebut, melonjak pada tahap yang tak lagi stabil. "Jika penggunaan karbon terus begitu, kepunahan massal bisa saja terjadi. Keberadaan makhluk hidup, termasuk manusia, bisa terancam," tulis Rothman.
Sumber: Tempo