SUKABUMIUPDATE.com - Materi yang digunakan untuk membuat jenglot, makhluk kecil menyerupai mayat manusia, belum diketahui persis sampai kini. Ada dugaan bahwa jenglot dibuat dari kerangka dan daging hewan karena fisiknya yang menyerupai makhluk sejenis primata berukuran kecil.
Namun Dokter Ahli Anatomi Hewan dari Universitas Brawijaya, Analis Wisnu Wardhana mengaku tidak bisa memberikan klarifikasi tanpa data pemeriksaan yang lengkap. "Sebaiknya dilakukan pemeriksaan DNA," kata Analis sat dihubungi Tempo, Rabu 18 Oktober 2017.
Penduduk kawasan Pantai Kenjeran, Surabaya, digegerkan dengan penemuan sebuah jenglot. Jenglot yang ditemukan di bebatuan Pantai Watu-Watu, Kecamatan Bulak, Senin, 16 Oktober 2017, itu berwujud seperti mayat berukuran kecil dan kering. "Punya rambut, kuku, dan giginya panjang," kata Camat Bulak, Suprayitno kepada wartawan, Selasa, 17 Oktober 2017.
Tak ada warga yang berani memindahkan, petugas Satpol PP Kota Surabaya mengamankan benda sepanjang 40 sentimeter itu. Kemudian menyimpannya sementara di Kantor Kecamatan Bulak, tak jauh dari lokasi penemuan.
Analis mengatakan bahwa pemeriksaan DNA dilakukan untuk memastikan spesies dari benda itu. Keperluan data untuk pemeriksaan ini tidak bisa dibantah. "Sebelum dilakukan pemeriksaan, saya tidak bisa memberikan komentar.
Jenglot dikenal masyakarat sebagai makhluk berwajah seperti tengkorak dengan kulit gelap yang teksturnya kasar. Penampilannya mirip mumi yang mengering dengan taring yang menonjol dari mulutnya dan kuku yang juga panjang.
Sebagian penduduk percaya bahwa jenglot memiliki kekuatan mistis, memakan darah manusia, bahkan mengundang bencana, bahkan tak jarang dianggap sebagai makhluk hidup sungguhan. Seperti saat ditemukan di Pantai Watu-Watu, jenglot ini mengeluarkan bau yang tak sedap menyerupai bangkai.
Sumber: Tempo