SUKABUMIUPDATE.com - Satu persatu komoditas unggulan dari bumi Ciletuh mulai menampakan sosoknya, kali ini giliran Biji kopi. Setelah sempat dianggap tidak bernilai secara ekonomis, tanaman kopi mulai kembali dilirik, hal ini bisa terjadi berkat kerja keras para relawan Taman Bumi yang tak henti hentinya memikirkan pengembangan kawasan ini agar selaras dengan tujan awalnya, yaitu, Memuliakan Bumi Mensejahterakan Masyarakat.
Dari hasil perbincangan sukabumiupdate.com dengan Kiki Hendarsyah, salah seorang yang banyak bergerak dalam pengembangan dan konservasi kawasan Geopark Ciletuh, terungkap, jika tanaman kopi jenis Robusta ini sudah sejak lama ditanam oleh petani ciletuh, terutama dilereng-lereng ampiteater raksasa Panenjoan yang memiliki ketinggian ideal untuk kopi jenis ini, yaitu antara 200 hingga 400 meter dari permukaan laut (mdpl), namun karena tidak mendatangkan keuntungan secara ekonomis akhirnya tanaman kopi tersebut dibiarkan liar, bahkan sebagian mulai ditebangi.
BACA JUGA:Â Kopi Robusta Pajampangan Tembus Pasar Nasional
"Saya melihat potensi kopi ini saat saya blusukan kedalam hutan yang ada di lereng ampiteater, saya menemukan banyak sekali pohon kopi yang dibiarkan terlantar oleh para pemiliknya bahkan sebagian mulai ditebangi, sebagai pecinta kopi saya langsung berfikir bagaimana caranya agar tanaman kopi yang telah tumbuh sejak lama ini dapat bermanfaat bagi masyarakat sekaligus dapat menambah poin-poin dalam pemberdayan masyarakat di kawasan Geopark ini." Papar Kiki.
"Untuk itu saat ini bersama teman-teman di Paguyuban Alam Pakidulan Sukabumi (PAPSI) sedang berusaha untuk bisa memasarkan biji kopi ini, sebab dari sisi kualitas, kopi ini sangat layak, meski demikian kami masih belum bisa memasarkan secara luas, namun jika berkunjung ke Museum Konservasi Di Panenjoan, kita bisa menikmati kopi ini di Cafe Gofe yang ada tepat di depan museum" beber Kiki.
BACA JUGA:Â Kopi Chaproeks; Sensasi Kopi Indonesia di Kaki Lima Kota Sukabumi
Dalam upaya menjaga kualitas, kopi yang diberi nama De Panenjoan ini, Kiki dan teman-temannya mulai menerapkan standar dalam pengolahan biji kopi, mulai dari cara panen, penjemuran, penyimpanan. Hingga tahap masak, Kiki mencontohkan dengan hanya Medium Roasted atau pemanggangan sedang sudah bisa diapat aroma Nutty atau aroma biji kopi yang khas.
Tentu masih banyak yang harus dilakukan Kiki bersama teman-temanya untuk mengangkat Kopi De Panenjoan agar dikenal luas, tapi setidaknya upaya yang dilakukan dapat membuat para pemilik pohon kopi di panenjoan berfikir ulang untuk menebang pohon kopi yang telah mereka tanam.