SUKABUMIUPDATE.com - Komedian Pandji Pragiwaksono ingin lebih banyak perempuan yang merintis karier sebagai komika. Pandji melihat, perempuan memiliki peluang besar di bidang tersebut. "Hanya saja jumlahnya (komika perempuan) enggak tahu kenapa sedikit," kata Pandji di restoran Le Seminyak, Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu, 23 September 2017.
Komika adalah sebutan bagi pelawak-pelawak yang tampil tunggal seperti ajang stand up comedy. Pandji mengatakan, menjadi komika membuka banyak peluang pekerjaan, seperti bermain film atau sinetron, consultant script (konsultan skenario untuk menambahkan bumbu komedi), penulis, dan pengajar.
Pandji menuturkan, kebanyakan perempuan tak turut serta dalam gelaran open mic atau kesempatan tampil di panggung stand up comedy karena kendala teknis. Misalnya, lanjut Pandji, waktu open mic yang rata-rata baru dimulai 20.30 WIB dan selesai 23.30 WIB.
Padahal, dalam kesempatan open mic inilah para komika akan melatih materi komedinya. Menurut Pandji, salah satu cara belajar menjadi komika adalah mengasah sensitivitas humor. "Belum lagi open mic itu isinya orang ngerokok. Jadi, memang open mic yang ada di Indonesia itu, menurut saya kurang kondusif," terang Pandji.
Untuk mengatasinya, Pandji mengimbau, perempuan yang tertarik menjadi komika inisiatif mencari kesempatan open mic di sore hari. Caranya dengan menawarkan diri open mic di beberapa tempat, seperti kafe. "Saya selalu mengusulkan cewek-cewek itu harusnya mengurus atau membuat open mic sendiri," kata Pandji.
Pandji Pragiwaksono berpendapat, perempuan tak perlu bingung berburu peluang menjadi komika. Sebab, masing-masing pribadi memiliki keunikan tersendiri. Hal itu dibuktikan oleh finalis Stand Up Comedy Indonesia (SUCI), Jessica Farolan dan Fathia, yang tak hanya lucu, tapi juga memiliki warna yang unik. "Jadi perempuan itu enggak perlu bingung, dia tinggal jujur sama dirinya sendiri akan ada market untuk dia. Begitu kasarnya," ucapnya.
Sumber: Tempo