SUKABUMIUPDATE.com - Suhu politik Pemilihan Umum Gubernur-Wakil Gubernur (Pilgub) Jawa Barat terus menghangat. Konstelasi setidaknya terlihat pada tiga nama besar yang muncul dan terus naik popularitas dan elektabilitasnya, seperti Deddy Mizwar, Deddy Mulyadi, dan Ridwan Kamil.
Pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio mengalkulasi akan ada tiga poros koalisi di pemilihan gubernur-wakil gubernur Jawa Barat (Jabar) tahun depan. Persaingan berlangsung sengit.
“Untuk Jawa Barat komposisinya belum selesai ini. Masih terus bergerak. Ada beberapa alasan, di antaranya konstelasi politik nasional masih terus bergerak,†kata Hendri di Jakarta, Minggu, 27 Agustus 2017.
Peneliti Kedai KOPI (Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia) ini juga melihat Jawa Barat tetap menjadi pertaruhan politik penting di tanah air ke depan. Seluruh partai politik (parpol) akan dipertimbangkan secara matang segala keputusannya dalam Pilkada Jawa Barat 2018.
“Sebagai salah satu kantung suara terbesar, Jawa Barat menjadi pertaruhan parpol besar terutama untuk kompetisi Pemilu 2019. Karenanya, para penentu kebijakan politik parpol memilih bersabar dan tidak terburu-buru memutuskan,†paparnya.
Hendri menambahkan pemilih di Jawa Barat sangat heterogen, semua kriteria pemilih ada dan besar jumlahnya. Selain itu pergerakan politik masih sangat dinamis karena solidnya pasangan calon petahana yakni jagoan PKS.
Menurutnya, dalam pertarungan pemilihan calon gubernur-wakil gubernur Jawa Barat, poros manapun harus menyiapkan strategi super khusus untuk menghadapi PKS. Membentuk koalisi parpol yang solid menjadi salah satu jalan untuk mengalahkan koalisi PKS.
Apalagi saat ini PKS sendiri sudah pasti mengusung Deddy Mizwar (wakil Gubernur Jawa Barat) yang dipasangkan dengan Ketua DPW PKS Jawa Barat Ahmad Syaikhu, yang juga wakil Wali Kota Bekasi.
“Opsi Dedi Mulyadi-Ridwan Kamil atau Ridwan Kamil-Dedi Mulyadi bisa terjadi untuk melawan Deddy Mizwar-Ahmad Syaikhu. Walaupun kecil kemungkinannya Dedi Mulyadi dan Ridwan Kamil mau berbagi kursi, keduanya memiliki ambisi yang sama,†paparnya.
Masih analisis Hendri, bila Dedi Mulyadi dan Ridwan Kamil tidak bersatu, maka parpol menengah di Jawa Barat seperti Demokrat dan PAN akan mendorong jago untuk disandingkan antara Dedi atau Ridwan Kamil.
“Kemungkinan Golkar akan bersama koalisi Demokrat yang dorong Iwan Sulandjana dan Ridwan Kamil bersama koalisi PAN yang dorong Bima Arya. Tiga poros kekuatan politik di Pilgub (pemilihan umum gubernur) terbuka,†kata Hendri.
Â
Sumber: PemiluUpdate.com