SUKABUMIUPDATE.com - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat Yayat Hidayat mengatakan, lembaganya menggandeng sejumlah perguruan tinggi untuk membantu sosialisasi agar dapat mendongkrak partisipasi pemilih menjelang Pemilihan Gubernur Jawa Barat (Pilgub Jabar) 2018 yang tahapannya dimulai September 2017.
“Selama ini kita merasa sosialisasi sudah maksimal, menggunakan biaya tidak kecil tapi tidak berbanding dengan klaimnya. Partisipasinya nyungsep,†kata dia pada Tempo, Jumat, 11 Agustus 2017.
Menurut Yayat, pemilu yang digelar di Jawa Barat trennya terus turun. Pilgub 2013 misalnya menghasilkan angka partisipasi pemilih hanya 65 persen. “Ini artinya persepsi masyarakat terhadap pemilu makin menyedihkan, dianggap kurang baik, tidak bisa diharapkan sebagai instrumen mengubah nasib seseorang,†kata dia.
Yayat mengatakan, lembaganya mengajak Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjadjaran (Unpad), Universitas Indonesia (UI), serta Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) untuk menggarap sejumlah hal dalam Pilgub Jawa Barat 2018. “Banyak pihak yang komplain pada KPU terkait pelayanan informasi dan partisipasi,†kata dia.
Bersama ITB, KPU berencana menyusun sistem informasi berbasis Geographic Information System (GIS). “Informasi tentang pemilu bisa di akses lewat web dengan sistem GIS. Lewat gadget juga bisa. GIS itu berbasis TPS (tempat pemungutan suara),†kata Yayat.
Sementara itu, konten informasi itu dirumuskan KPU lewat kerja samanya dengan Universitas Padjadjaran. “Ini kita sedang dikerjakan berbarengan dengan Unpad soal materi kontennya. Kita riset dengan Unpad kira-kira informasi apa yang dibutuhkan masyarakat,†ucap Yayat.
Dengan Unpar, kerja sama yang dijalin KPU Jawa Barat ditujukan untuk mencari strategi sosialisasi terbaik. “Kerjasama dengan Unpar itu berkaitan dengan keinginan kita menemukan secara ilmiah, strategi apa yang paling baik bagi KPU untuk mensosialisasikan pemilihan kepala daerah. Mudah-mudahan hasil riset ini bisa membantu meningkatkan partisipasi,†kata dia.
Terakhir, kerjasama dengan UI khusus menyasar pemilih dari kelompok penyandang disabilitas. Yayat mengatakan, KPU bersama UI akan mengumpulkan seluruh KPU provinsi di Indonesia bersama sejumlah lembaga serupa milik beberapa negara di Eropa dan Asia untuk bertukar pengalamannya mengenai pemilih dari kelompok penyandang disabilitas. “Kita targetkan out-put-ya berupa rekomendasi dan modul,†kata dia.
Sumber: Tempo