SUKABUMIUPDATE.com - Ammar Zoni yang ditangkap polisi karena diduga terkait kasus narkoba, pernah menjadi juara 2 kompetisi silat tingkat daerah. Itu terjadi saat Zoni tinggal di Muara Labouh, Solok Selatan.
Saat kelas 6 SD Ammar Zoni memang dikirim ayahnya, Suhendri Zoni, dari Jakarta untuk tinggal di kediaman kakeknya. Sebabnya, sang ayah sudah tak tahan lagi dengan kebengalan Zoni kecil.
“Semenjak Ibu meninggal, saya menjadi bandel. Ayah lelah menangani saya, akhirnya Ayah mengirim saya ke Padang. Tidak persis di Padang, karena instruksi berikutnya, saya mesti dirawat kakek dan nenek yang tinggal di Muara Labuh, Solok Selatan,†kenang Ammar Zoni, pemain sinteron kelahiran Depok 8 Juni 1990, itu dalam sebuah wawancara.
Kali pertama menginjak Tanah Minang, Ammar Zoni tentu saja terkaget-kaget. Di sana tidak ada minimarket, hanya ada pasar tradisional yang hanya buka hari Senin dan Kamis.
Lalu dia berkenalan dengan silat luncua. Dalam bahasa setempat disebut silek luncua. Silat asli dari Muara Labuh. Ammar Zoni menekuni silat ini setahun lebih. Perlahan, penyuka warna hitam ini memberanikan diri bergabung dengan Perguruan Pencak Silat Garuda Putih (PSGP).
Kesempatan emas datang. Dia mewakili PSGP berlaga di sejumlah kompetisi. Salah satunya, Pekan Olahraga Daerah (Porda). "Saya juara 2 untuk pencak silat kategori silat laga,†kata dia.
Pengalaman selama tinggal di Muara Labuh ini lah yang sebenarnya ikut membentuk dirinya. “Saya belajar survive,â€kata Ammar Zoni. Kini, ia harus berusaha survive atas masalah hukum yang membelitnya.
Sumber: Tempo