SUKABUMIUPDATE.com -Â Enam pohon Trembesi (Albizia saman) atau dalam Bahasa Sundanya biasa disebut Ki hujan, dengan ketinggian sekitar 20 dan tajuknya (Badegol) yang sangat besar, jaringan akar cukup luas, sehingga dinilai mampu menyerap dan menyimpan cadangan air begitu banyak ini berdiri kokoh di daerah Pangumbahan Kecamatan Ciracap Kabupaten Sukabumi.
Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Desa Pangumbahan, Hudayo Lukito, pohon Ki hujan ini berada di lahan perkebunan Citespong yang sudah dilimpahkan kepengurusannya ke warga desa.
BACA JUGA:Ingin Nikmati Suasana Alam, Coba Saja Curug Batu Korsi di Cijangkar Kota Sukabumi
"Kalau pun buktinya, hanya secarik kertas dengan luas kurang lebih 250 Meter persegi (m2), dan rencana dari pihak desa akan memberdayakan, dengan wisata edukasi, membuat semacam rumah baca. Ya, sambil niis, baca buku," ucapnya kepada sukabumiupdate.com, Sabtu (8/7).
Sementara, Hasanah (74) warga Kampung Jaringao, memperkirakan usia pohon Ki hujan itu sekitar dua abad lamanya. "Yang menanam kemungkinan pada zaman penjajahan Belanda, dan sebagai saksi sejarah keberadaannya sudah pada meninggal. Saya ke sini tahun 1963, pada usia 21 tahun. Saya sudah lihat pohonnya sudah tinggi besar. Pada waktu itu, lebih dari enam pohon, sekarang yang ada cuma enam pohon," bebernya dalam kesempatan sama.
BACA JUGA:Â Cicayur Tak Kalah Dengan Pesona Curug Lainnya di Kabupaten Sukabumi
Hasanah pun meminta agar dipelihara dan dijaga. "Itu kan ada nilai sejarah, zaman Belanda. Selain itu, sangat bermanfaat untuk penyerapan air, suasana udara yang sejuk, bermanfaat bagi warga," ucapnya mengingatkan.
Sedangkan Sarwono (52), warga sekitar pohon berharap, supaya status lahannya diselesaikan. "Juga pohon Ki hujan diambil alih oleh pihak pemerintah. Dalam arti dijadikan Cagar Budaya, biar tidak ada gugat menggugat. Soalnya sudah tiga kali ada pro kontra untuk ditebang," ungkapnya.
BACA JUGA:Â Mulai Diserbu Wisatawan, Hari Pertama Idul Fitri Pantai Minajaya Kabupaten Sukabumi
Lebih lanjut dikatakan Sarwono, selain udara di sekitar pohon jadi sejuk, selama ada Ki hujan ini belum pernah warga sekitar darurat air.
"Kalau malam suka dijadikan sarang burung Elang, dan burung Hantu. Namun kendalanya, ada sebagian tanah milik warga yang terkena rimbunan pohon Ki hujan ini, mereka jadi bingung untuk membangun rumahnya. Tapi selama ini sih belum ada kabar yang tertimpa baik ke rumah atau mencelakai warga, juga ada mitos sih, ada mahluk besar, orang sini bilangnyaKlewang wajah merah kakinya sebelah. Cuma gak pernah mengganggu," ungkapnya.