SUKABUMIUPDATE.com - Menurut studi terbaru, Jupiter adalah planet tertua di tata surya. Inti planetnya terbentuk sebelum gas nebula dari matahari menghilang.
Dalam waktu tiga juta tahun setelah terbentuk, inti planet Jupiter tumbuh 50 kali lebih besar dari massa bumi saat ini. Jupiter terus tumbuh dengan akumulasi gas yang lebih banyak lagi menjadi planet yang kita kenal sekarang.
Proses pembentukan Jupiter itu diungkap tim dari Lawrence Livermore National Laboratory di California, Amerika Serikat, dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences edisi Juni. Massa Jupiter saat ini sekitar 318 kali lipat massa bumi. Atau, setara dengan 2,5 kali lipat kombinasi seluruh planet di tata surya.
Seiring pertumbuhannya, Jupiter ternyata juga "menelan" planet-planet gas kecil lain yang berukuran mirip dengan bumi. Pada awal pembentukannya, Jupiter berada lebih dekat dengan matahari.
"Jaraknya mungkin seperti Mars ke matahari saat ini," tulis ilmuwan dalam jurnal.
Ketika bermigrasi menjauh dari matahari, Jupiter menarik sejumlah besar puing-puing di belakangnya. Setiap planet gas yang baru terbentuk kala itu ikut hancur dan ditarik ke Jupiter. Material yang tersisa akhirnya menjadi bagian dalam pembentukan Merkurius, Venus, bumi, dan Mars atau terdorong ke sabuk asteroid.
Jupiter juga diyakini menghabisi planet gas raksasa sekitar 600 juta tahun setelah matahari menyala. Para peneliti menduga kala itu ada planet gas raksasa ketiga selain Jupiter dan Neptunus yang terbentuk. Berdasarkan studi orbit sejumlah bulan Jupiter, mereka menemukan bukti bahwa planet gas itu berada terlalu dekat.
Ahli planet dari Universitas Brown, Brandon Johnson, mengatakan Jupiter, dalam usia mudanya, sudah mengontrol dinamika dan evolusi tata surya.
"Planet Jupiter adalah obyek terbesar, bahkan pada usia jutaan tahun sudah bisa mengubah tampilan tata surya kita," kata dia yang tak tergabung dalam tim, seperti dikutip dari laman berita sains Space.
 Sumber: Tempo