SUKABUMIUPDATE.com - Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Program Studi di Luar Kampus Utama Universitas Airlangga, Banyuwangi, menemukan cara agar daging kambing lebih baik untuk dikonsumsi manusia. Mereka membuat daging kambing mengandung kadar kolesterol rendah sehingga aman bagi kesehatan.
Dina Deviana dan tiga anggota timnya, Nur Prabowo Dwi Cahyo, Dwi Retna Kumalaningrum, dan Widya Kusuma, membuat ransum konsentrat alias pakan tambahan ternak yang terbuat dari jantung pisang.
“Hasilnya, kambing dan domba yang diberi konsentrat ini berat badannya cepat meningkat dan daging yang dihasilkan rendah kolesterol,†ujar Dina
Berkaca dari realitas di lapangan, mayoritas peternak di Banyuwangi hanya mengandalkan rumput sebagai pakan ternak tanpa ada makanan tambahan lainnya. Pemberian rumput pun terbatas, sehingga kualitas daging yang dihasilkan dari ternaknya turun.
“Akibatnya, pertumbuhan ternak menjadi terganggu, bahkan tubuh kambing menjadi kurus.â€
Dina dan tim melihat melimpahnya bahan baku jantung pisang dapat dimanfaatkan. Apalagi Banyuwangi merupakan salah satu sentra penghasil pisang di Jawa Timur.
â€Maka untuk meningkatkan kualitas peternakan di Kabupaten Banyuwangi, ya dengan meningkatkan kualitas pakan untuk ternak tersebut.â€Â
Usai dievaluasi, tim menilai perlunya pemberian nutrisi dengan gizi yang seimbang bagi ternak. Konsentrat sebagai makanan tambahan untuk kambing/domba itu, akan melengkapi kebutuhan nutrisi. “Kandungan nutrisinya bisa berupa seperti protein, energi, maupun mineral,†kata dia.
Timnya membuat konsentrat dari bahan bekatul padi yang dikombinasikan dengan jantung pisang sebagai feed additive.
“Jantung pisang dipilih karena mengandung banyak vitamin C, serat, dan saponin yang cukup tinggi,†ujarnya.
Dina dan tim mengolah jantung pisang dengan membuatnya menjadi tepung terlebih dahulu. Jantung pisang basah digiling (cooper), lalu dilakukan penjemuran pada sinar matahari atau pengovenan hingga kadar airnya tersisa maksimal 14 persen. Terakhir dilakukan penggilingan hingga menjadi padat kembali.
Atas inovasinya, keempat mahasiswa tersebut memperoleh pendanaan dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi bidang Penelitian Ekonomi tahun 2017.
Â
Sumber: Tempo