SUKABUMIUPDATE.com - Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun depan bisa mencapai 5,4-6,1 persen. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut sasaran pertumbuhan ekonomi itu pun lebih tinggi dibanding target tahun ini sebesar 6,1 persen.
Target itu, kata Sri Mulyani, mencerminkan kombinasi optimisme karena ada potensi dan kehati-hatian. “Sebab, masih ada ketidakpastian global," ujarnya dalam rapat paripurna di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (6/6).
Sri Mulyani menjelaskan, pertumbuhan ekonomi harus didorong lebih tinggi untuk menggerakkan sektor riil, menyerap tenaga kerja, dan meningkatkan kemakmuran rakyat, sehingga mempercepat pengurangan kemiskinan dan kesenjangan. Agar dapat mencapai target tersebut, konsumsi rumah tangga harus dijaga tumbuh 5,4 persen. Caranya bisa melalui peningkatan kesempatan kerja, menjaga inflasi yang rendah, dan mendukung belanja sosial.
Sementara itu, Sri Mulyani menyebut target pertumbuhan investasi dipatok hingga 8 persen. Hal ini bisa dilakukan dengan keberlanjutan belanja infrastruktur pemerintah, serta peningkatan partisipasi BUMN dan swasta dalam pembangunan infrastruktur. "Pemerintah terus mengoptimalkan sumber-sumber pembiayaan investasi di luar APBN dan memperbaiki iklim investasi dengan penyederhanaan regulasi," katanya.
Sri Mulyani berharap kenaikan peringkat lndonesia menjadi Investment Grade oleh Standard & Poors (S&P) dapat memperbaiki kepercayaan swasta dan meningkatkan aliran modal masuk ke indonesia. "Dengan peningkatan investasi, kapasitas produksi meningkat dan lapangan kerja baru dapat diciptakan."
Selain itu, pemerintah akan mendorong ekspor produk-produk manufaktur yang kompetitif, komoditas sumber daya alam yang bernilai tambah, serta perluasan pasar seiring dengan perbaikan pertumbuhan ekonomi global. Menurut Sri Mulyani, perbaikan produktivitas, baik dari sisi sistem logistik, infrastruktur, regulasi yang sederhana maupun kualitas manusia, akan menjadi fokus pemerintah.
Â
Sumber: Tempo