SUKABUMIUPDATE.com - Orang tua harus benar-benar memperhatikan keadaan bayi, termasuk popok yang dikenakan. Kulit bayi cenderung sensitif. Kondisi popok yang kurang baik atau tidak cocok dengan kulit bayi, bisa menimbulkan iritasi atau ruam popok. Begitu juga bila popok sudah penuh, orang tua harus segera menggantinya. Bila tidak, bayi berisiko terkena infeksi.
Namun, terkadang orang tua tidak menyadari bila popok yang dipakai ternyata sudah penuh. Padahal baru diganti 2-3 jam yang lalu.
Lalu, berapa jam sekali sebaiknya popok bayi harus diganti?
Dokter Rinawati Rohsiswatmo, Sp.A(K), dari Rumah Sakit Umum Pusat Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM), saat ditemui di Pusat Kesehatan Ibu & Anak KIARA, Jakarta, Selasa, 23 Mei 2017, menyarankan agar orang tua mengenali fase dimana bayi lebih aktif. Hal ini bisa membantu orang tua memperkirakan atau menentukan waktu yang tepat untuk mengganti popok bayi.
"Pada kehidupan bayi, ada fase dimana 12 jam itu dia sangat aktif. Dia melotot, minum terus, bangun. Tapi ada fase dimana dia tidur. Ibunya harus mengenali itu. Dimana, jam berapa yang fasenya aktif, berarti intip-intip. Popoknya pasti akan cepat basah."
Dokter yang akrab disapa Dr. Rina ini juga menyarankan agar orang tua tidak terpaku pada jadwal untuk mengganti popok bayi, seperti mengganti popok harus setiap 3 jam sekali.Â
"Jangan diajarkan untuk tiap 3 jam sekali, 2 jam sekali, ah, belum 3 jam, padahal popoknya sudah penuh. Kita harus lihat dulu, bedakan di fase mana dia aktif. Katakanlah kalau di fase tertentu yang dia aktif, minumnya juga banyak, itu dalam 2-3 jam dia harus dilihat. Tapi kalau dia kurang aktif, dia bisa tidur 4 jam, 5 jam, ya biar saja." tuturnya menjelaskan.
Dr. Rina juga menekankan agar orang tua segera mengganti popok bayi apabila sudah penuh, demi mencegah bayi terkena iritasi kulit dan juga infeksi.
"Bahayanya, infeksi saluran kemih. Karena penuh, pipisnya masuk ke dalam (saluran kemih). Atau pupupnya masuk ke dalam tempat pipis, jadi infeksi." katanya.
Â
Sumber: Tempo