SUKABUMIUPDATE.com - Apa jadinya jika dua komunitas musik berbeda aliran berkolaborasi? Inilah yang dilakukan komunitas Karinding Karasukan dengan komunitas Musik Etnik Sketsa.
Dua aliran ini menyatu di Gedung Widara Kencana (GWK) Cijambe, Kelurahan Sukakarya, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi, dan lahirlah jenis musik baru, berbeda dan unik. Musik ini mereka beri nama Kacapi Buhun.
Unsur musik Sunda Kuno yang diwakili Karasukan berpadu harmonis dengan komposisi modern etnik yang dibawakan Sketsa. Apalagi tambahan kolaborasi petikan Kecapi Baduy, membuat aliran musik garapan tangan-tangan kreatif anak muda Sukabumi mampu menciptakan warna dan instrumen unik.
BACA JUGA:
Simponi Hati, Karya Sineas Muda Kota Sukabumi Dibintangi Aktor Senior
Anggur Manakarra Karya Perajin Sukabumi Tembus Pasar Dunia
Jiwenk, Karikaturis Sukabumi yang Karyanya Telah Mendunia
Ide mengolaborasikan dua komunitas musik berbeda ini muncul dari Agus Ridwan (55), praktisi seni dan juga merupakan pimpinan Sketsa, terus mengeksplorasi seni tradisi di wilayah Sukabumi, untuk mencari bentuk musik yang dapat mewakili ke-Sukabumi-an.
Ia pun menjelaskan keterlibatan komunitas musik karinding dalam proyek musik garapannya bukan sekadar pelangkap. "Peran komunitas karinding menjadi kekuatan dan ikut menghidupkan karya-karya yang dihasilkan,†jelas Agus kepada sukabumiupdate.com, Senin (8/5).
Garapan Kacapi Buhun ini mengedapankan instrumen musik Kacapi Baduy yang hanya ada di wilayah Baduy Dalam. Kehadiran komunitas Karasukan dengan musik karindingnya semakin mempertegas unsur tradisi dalam musik itu. Agus bermimpi apa yang dilakukannya ini kelak bisa tampil di pentas dunia.