SUKABUMIUPDATE.com - Mendengar nama Aston Kutcher tentu yang langsung yang terbersit di benak Anda adalah seorang aktor dan pemain film Hollywood. Tebakan Anda memang benar. Namun, tahukah Anda jika Ashton Kutcher juga dikenal sebagai pebisnis dan seorang investor yang andal?
Ashton Kutcher menyukai investasi di bisnis berbasis digital dan jeli membidik bisnis startup potensial. Aktor berusia 39 tahun ini telah menanamkan modalnya di sejumlah startup seperti FourSquare, Skype, Airbnb, Spotify dan Uber.
Bagaimana cara Ashton Kutcher berhasil dalam berinvestasi?
Dalam berbagai kesempatan wawancara, Ashton memberikan pelajaran tentang investasi, sebagai berikut:
1. Minta saran dari orang berpengalaman
Perusahaan Foursquare merupakan salah satu pengalaman awal Ashton berinvestasi di perusahaan startup. Selanjutnya, pada 2009 ia menerima saran dari salah satu investor teknologi ternama di kawasan Silicon Valley, Marc Andreessen, untuk berinvestasi di Skype. Ini saran bagus yang segera diikuti Kutcher. Pada 2011 Microsoft membeli Skype senilai 8,6 juta dollar atau 114 miliar rupiah, yang berarti nilai investasi Kutcher berkembang menjadi tiga kali lipat.
2. Berinvestasi pada hal yang dikuasai
“Berinvestasilah pada hal yang Anda ketahui dengan baik. Jika Anda suka minum bir setiap saat, Anda pasti tahu mana yang paling bagus,†kata Kutcher dalam wawancara dengan Chelsea Handler. Ini pula sebabnya Kutcher banyak berinvestasi di perusahaan digital, karena ia seorang penggila startup.
3. Cari perusahaan yang berorientasi pada kebahagiaan
Kutcher menanamkan modal di Airbnb pada 2011, padahal saat itu di laman Airbnb hanya terdapat 60 ribu orang host atau orang yang menyewakan properti. Mengapa ia nekat berinvestasi pada startup yang belum populer? Karena ia menemukan kebahagiaan di sana. Tahun 2011 adalah masa di mana hubungannya dengan Demi Moore retak. Ia mencari ketenangan dengan bepergian ke suatu tempat dan menginap di salah satu host Airbnb. Dalam suasana hati yang gundah, sang pemilik penginapan menawarinya makan malam dan segelas anggur. “Itu adalah keajaiban dan cinta yang sangat saya butuhkan di momen itu,†kata Kutcher terkesan. “Saya sangat terkejut melihat seseorang bisa begitu perhatian kepada orang yang benar-benar asing,†ucapnya.
Dalam situasi sulit, perusahaan itu membantu mengubah pola pikir Kucther. Ia meyakini, perusahaan yang baik adalah yang berorientasi pada kebahagiaan, bukan materi. “Perusahaan yang akan berjalan dengan baik adalah perusahaan yang tujuannya mengejar kebahagiaan. Jika Anda menemukan cara membantu orang lain menemukan cinta, kesehatan, atau persahabatan, uang akan mengejar Anda,†kata Ashton Kutcher.
4. Pikirkan kebutuhan di masa depan
“Berinvestasilah pada sesuatu yang Anda inginkan menjadi kenyataan,†kata Kucther. Ia memikirkan tentang moda transportasi masa depan ketika berinvestasi di Uber. Menurutnya, Uber adalah perusahaan yang akan mengubah pandangan orang tentang transportasi. Alih-alih membeli kendaraan pribadi, mereka akan senang bepergian dengan Uber. Kutcher menyuntikkan dana sebesar 500 ribu dolar AS atau sekitar 6,6 miliar rupiah ke Uber pada 2011. Saat ini, nilai investasinya berkembang lebih dari 100 kali lipat.
5. Investasi terbaik tidak melulu soal uang
Ketika ditanya tentang investasi terbaik yang pernah dilakukannya, Kutcher tidak menunjuk investasi uang di perusahaan manapun. “Hubungan baik dengan orang lain,†jawab Kuthcer singkat. Ketika Anda berhubungan baik dengan banyak orang dan banyak belajar dari orang-orang di perusahaan, Anda secara tidak sadar mengembangkan kemampuan melihat potensi perusahaan. “Berinvestasi pada hubungan baik hanya akan menghabiskan beberapa cangkir kopi dan pesan surel,†ujar Kutcher.
6. Pilih perusahaan yang memberi solusi
Ashton Kutcher berinvestasi pada aplikasi layanan musik digital, Spotify, dengan alasan itulah perusahaan pertama yang menawarkan alternatif membeli musik secara legal. Dengan berinvestasi di perusahaan itu, ia ingin memberi solusi bagi masalah pembajakan musik. “Anda harus mengetahui dan berani mengumpulkan puing-puing (masalah) dan membangun solusinya dengan cara yang sangat efektif,†tutur Kutcher.
Sumber: Tempo