SUKABUMIUPDATE.com - Dalam usianya yang menjelang 72 tahun, Cak Kartolo masih mampu menunjukkan kepiwaiannya bermain ludruk. Hal itu terlihat saat ia ikut bermain dalam lakon Dalang Gersang bersama Paguyuban Konco Dewe, di Auditorium Pendopo, Kementrian Pekerjaan Umum, Jakarta, Ahad (12/3).
Paguyuban Konco Dhewe adalah sebuah perkumpulan yang diinisiasi oleh sekelompok ibu asal Surabaya, Jawa Timur. Selain Cak Kartolo, paguyuban ini juga menggandeng dua pemain ludruk senior lain, Â yakni Cak Sapari dan Ning Tini. Dalam pentas ini Cak Kartolo berperan sebagai Dalang Gersang.
Gelak tawa sudah bermunculan saat Cak Kartolo ngremo. Meski telah pensiun sejak tahun80-an, maestro ludruk ini ternyata lihai mengundang tawa penonton.
Kolaborasi kelompok Cak Kartolo dan pemain Paguyuban Konco Dhewe berlangsung seimbang. "Keistimewaan Cak Kartolo itu, beliau bisa mengimbangi pemain Konco Dhewe. Dia tidak berusaha tampil mematikan dan menonjol daripada yang lainnya. Dia justru memberikan ruang pada pemain lain," ujar Bram Kurhardjanto, Auditorium Pendopo Kementrian Pekerjaan Umum, Kebayran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (12/3).
Cak Kartolo mengemukakan dirinya memang harus menyesuaikan dengan kemampuan pemain lainnya. "Kalau mereka ada kesalahan ya kami maklum. Yang penting kita menjalankan tugas dengan sebaiknya," kata dia.
Ludruk merupakan salah satu pentas seni yang komunal. Artinya, tidak memiliki batas antara penonton dan pemain. "Istilahnya, penonton bisa ikut berinteraksi dengan pemain. Bisa juga menyoraki," kata Bram.
Bram mmeperlakukan penonton sebagai bagian dari pentas. “(Ibaratnya) penonton menjadi tamu resepsi pernikahan disini. Jadi Bapak dan Ibu bisa nonton sambil pegang hape, mengobrol, atau sambil makan," kata dia sebelum pentas dimulai.
Dalang Gersang bercerita tentang seorang dalang wayang kulit yang menghibur di acara pernikahan. Satu ketika, tak sengaja kotak wayangnya tertukar dengan kotak perkakas. Alih-alih menyajikan wayang kulit, ia malah membuat kekacauan di acara pernikahan tersebut.
Konsep garapan lakon Dalang Gersang diadaptasu dari lakon lawak Cak Kartolo dengan judul sama. Pentas ini sengaja mendekatkan penontonnya dengan realitas hajatan sesungguhnya. Dipentaskan di auditorium pernkahan, penonton bisa merasakan sebagai tamu hajatan dan menjadi bagian dari wayang orang arahan Cak Kartolo secara spontan.
Â
Sumber: Tempo