SUKABUMIUPDATE.com - Laboratorium Internet of Things Fisika Institut Teknologi Bandung membuat mekanisme pengaturan nyala lampu jalan secara cerdas. “Kami hanya membuat controller itu dan sistem jaringan Mesh,†kata Wahyu Trisvianto, anggota tim Lab di sela acara pameran karya dan produk inovasi di Aula Barat ITB, Ahad (5/3).
Lampu yang dipakai berupa lampu LED yang sudah banyak tersedia di pasaran. Setiap lampu yang dipasang akan diatur nyalanya berdasarkan perangkat pengontrol atau controller. Controller dan sistem lain pada lampu ini dihubungkan dalam satu jaringan yang disebut jaringan Mesh.
Jaringan Mesh ini bisa mengatur nyala puluhan bahkan ratusan lampu. Jaringan ini terdiri dari pengatur nyala lampu atau kontroler yang dilengkapi dua sensor yakni pemindai cahaya matahari dan pemindai suhu. Ada pula router dan modem.
Pemindai cahaya matahari berfungsi untuk menyalakan lampu secara otomatis. Lampu menyala ketika cahaya kurang, seperti saat petang atau kondisi gelap atau remang-remang karena mendung, atau ketika fajar.Â
Pemindai atau sensor suhu akan mencegah lampu overheat atau terlalu panas. Kontroler nantinya juga bisa dijadikan pengatur tingkat kecerahan nyala lampu. Kecerahan nyala lampu-lampu itu bisa diatur sesuai kepadatan lalu-lintas atau lalu-lalang orang.Â
Lampu-lampu itu bisa juga diatur dalam kondisi standar atau default. Nyala lampu standar berlaku pukul 18.00 hingga 06.00 keesokan hari.
Semua fungsi jaringan itu bisa dipantau melalui internet yang dikoneksikan oleh sebuah modem dalam jaringan Mesh. Modem ini sekaligus membedakan lampu cerdas serupa buatan pabrikan. “Jadi modemnya tidak di setiap lampu, itu bagian dari penghematan,†kata dia.
Menurut Wahyu, inovasi jaringan lampu cerdas ini memang bertujuan memangkas anggaran biaya setrum. Adapun internet itu nantinya mengendalikan rangkaian lampu jalan, pemantauan gangguan, maupun perawatan.Â
Router internet dipasang per jarak 120 meter. Lampu jalan cerdas itu, kata Wahyu, sedang diuji coba di Cirebon, Jawa Barat. Biaya pemasangan per set lampu kurang dari Rp 5 juta.
Â
Sumber:Â Tempo