Alat Pendeteksi Gas Beracun Karya Mahasiswa ITB Menang di Tokyo

Senin 06 Maret 2017, 02:34 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung membuat alat bernama Integrated Carbondioxide Hazard Alert System (ICHAS). Alat tersebut dibuat untuk mendeteksi ancaman gas karbondioksida (CO2) yang bisa membunuh, terutama orang. Inovasi tersebut menjadi kampiun di ajang Tokyo Tech Commitment Award (TICA) 2016.

Tim yang beranggotakan mahasiswa Teknik Geologi serta Teknik Fisika 2012 dan 2013 itu meraih juara pertama di kelompok peningkatan kreativitas.

Anggota Tim ICHAS, Bintang Alfian Nur Rachman mengatakan, alat tersebut telah diuji coba pada Juli 2016 di Dieng, Jawa Tengah. ICHAS berhasil mendeteksi kemunculan gas CO2 antara 400-500 part per milion (ppm).

"Itu masih aman, kalau lebih dari 500 ppm alat akan mengeluarkan bunyi sirine," kata dia, Ahad, 5 Maret 2017, di sela pameran produk inovasi di Aula Barat ITB.

Gas CO2 itu berasal dari aktivitas volkanik pegunungan Dieng. Pada ruang terbuka, gas bisa menguap. Namun pada daerah yang juga dihuni penduduk, gas tersebut bisa membunuh jika melebihi ambang batas aman 500 ppm.

"Korban jiwa berjatuhan di Dieng, karena gas ini tidak terlihat dan tidak berbau," ujar mahasiswa Teknik Geologi itu.

ICHAS dipasangi sensor CO2 untuk mendeteksi kehadiran gas itu. Karena massa gas itu lebih berat daripada udara, ia mengalir dekat permukaan. "Kalau terkena uap air jadi seperti aliran sungai bergeraknya," kata anggota lain, Ardinda Kartikaningtyas, mahasiswi Teknik Fisika 2013.

Hasil tangkapan sensor itu dikelola oleh controller Arduino. Kadar gas CO2 kemudian ditampilkan di layar monitor kecil, kemudian juga dikirimkan oleh pemancar (transmitter) lewat gelombang radio ke alat penerima (receiver) yang berada di pos pengamatan. "Data pantauan gas dikirim terus menerus secara real time," kata Ardinda.

Antara alat dan pos pengamatan yang bisa berjarak dalam hitungan kilometer, perlu dipasang repeater. Gelombang radio dipilih karena sinyal GSM (Global System for Mobile Communications) yang biasa digunakan telepon seluler kurang bisa diandalkan di daerah pegunungan.

Meskipun tidak memakai solar panel untuk menjaga daya kerja alat, mereka mengklaim baterai yang dipakai cukup untuk bertahan sebulan, setelah itu diganti baterai cadangan.

Jika kadar gas CO2 melampaui 500 ppm, alat secara otomatis mengeluarkan peringatan. Sirine akan berbunyi, dan lampu menyala merah. Mereka pun menambah lampu rotator sebagai pelengkap peringatan bahaya.

"Sirine dan lampu dipasang di daerah pemukiman warga serta jalan," kata Bintang. ICHAS ditempatkan di sekitar sumber keluarnya gas dari aktivitas volkanik seperti kawah gunung.

Peringatan dini itu bertujuan agar penduduk waspada menghadapi aliran gas CO2. Biasanya, kata Bintang, warga menggunakan handuk basah untuk menangkal sementara agar gas tak terhirup. Langkah utamanya, warga harus dievakuasi.

Sumber: Tempo

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkini
Inspirasi22 November 2024, 15:00 WIB

Loker Sukabumi Sebagai Cook/Commis 1 Minimal SMK, Cek Kualifikasinya Disini!

Apabila kamu tertarik dengan lowongan kerja ini, segera daftarkan diri sekarang juga!
Ilustrasi. Loker Sukabumi Sebagai Cook/Commis 1 Minimal SMK, Cek Kualifikasinya Disini! (Sumber : Freepik)
Sukabumi Memilih22 November 2024, 14:55 WIB

Debat Publik II Pilbup Sukabumi 2024, Tim Asep Japar - Andreas: Visi Misi

Ajang adu gagasan pasangan calon ini disiarkan secara langsung oleh stasiun tv nasional atau bisa diakses melalui kanal youtube sukabumiupdate.com.
Paslon 02 pilkada kabupaten sukabumi 2024, Asep Japar - Andreas (Sumber: dok kpu kabupaten sukabumi)
Life22 November 2024, 14:39 WIB

Media Sosial: Senjata Baru dalam Kampanye Politik?

Media sosial mengubah kampanye politik: cepat, luas, dan interaktif. Namun, hoaks dan manipulasi jadi tantangan. Bagaimana memanfaatkan peluangnya tanpa terjebak risikonya? Simak ulasannya di sini!
Media sosial: alat kampanye politik yang efektif, tapi penuh tantangan. Bijaklah dalam menggunakan dan menerima informasi! (Sumber : freepik)
Food & Travel22 November 2024, 14:30 WIB

Wisata Alam Karacak Valley, Menikmati Keindahan Hutan Pinus dan Curug di Garut Kota

Karacak Valley Garut adalah pilihan yang tepat untuk wisatawan yang mencari ketenangan dan keindahan alam yang masih asri.
Kawasan Taman Wisata Karacak Valley terletak di perbukitan dengan pemandangan hutan pinus yang masih asri. Foto: IG/karacak_valley
Sukabumi Memilih22 November 2024, 14:28 WIB

Debat Publik II Pilbup Sukabumi 2024, Tim Iyos-Zainul: Pengalaman 38 Tahun

Dengan pengalaman Pak Iyos selama 38 tahun di pemerintahan dan Pak Zainul yang juga berpengalaman dalam mengelola pemerintahan, kami tetap percaya diri.
Paslon 01 Pilkada Kabupaten Sukabumi 2024 (Sumber: dok kpu kabupaten sukabumi)
Bola22 November 2024, 14:00 WIB

Prediksi Persib Bandung vs Borneo FC di Liga 1 2024/2025: H2H, Susunan Pemain dan Skor

Persib Bandung vs Borneo FC akan tersaji malam ini Jumat (22/11/2024), mulai pukul 19.00 WIB.
Persib Bandung vs Borneo FC akan tersaji malam ini Jumat (22/11/2024), mulai pukul 19.00 WIB. (Sumber : X/@BorneoSMR/@persib).
Sukabumi22 November 2024, 13:57 WIB

Lewat Inovasi Kesehatan, Kota Sukabumi Raih KIJB 2024 Pemprov Jabar

Reni mengapresiasi prestasi Puskesmas Sukakarya.
Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi meraih KIJB 2024 di Trans Hotel, Kota Bandung, Kamis, 21 November 2024. | Foto: Istimewa
Nasional22 November 2024, 13:56 WIB

Kronologi Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Berawal dari Masalah Tambang

Berikut kronologi polisi tembak polisi di Solok Selatan menurut Kapolda Sumbar Irjen Suharyono.
Ilustrasi. Peristiwa polisi tembak polisi terjadi di Solok Sumbar. | Foto : Pixabay
Sukabumi Memilih22 November 2024, 13:50 WIB

Profil Teddy Lesmana, Panelis di Debat ke II Pilkada Kabupaten Sukabumi 2024

Teddy Lesmana yang saat ini terpilih jadi panelis di debat Pilbup 2024 adalah sosok yang menginspirasi karena dedikasinya dalam dunia pendidikan dan hukum.
Teddy Lesmana saat ini berprofesi sebagai Dekan Fakultas Hukum, Bisnis dan Pendidikan di Nusa Putra University Sukabumi. (Sumber : Instagram/@teddyzeeous).
DPRD Kab. Sukabumi22 November 2024, 13:34 WIB

Apresiasi Kunjungan KPK, Ketua DPRD Sukabumi: Perkuat Komitmen Bersama Perangi Korupsi

Menurut Budi, kegiatan ini merupakan program rutin tahunan yang dilakukan oleh KPK untuk memberikan pendidikan antikorupsi kepada pemerintah daerah.
Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi, Budi Azhar Mutawali. (Sumber : SU/Ilyas)