SUKABUMIUPDATE.com - Mahasiswa Teknik Industri Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Mohammad Samsuri, membuat alat pengemas biogas ke dalam tabung LPG berukuran tiga kilogram yang sering disebut "tabung melon".
"Alat ini murah, mudah pemakaiannya dan tidak perlu waktu lama untuk mengisi tabung melon hingga penuh. Lagipula masyarakat dapat juga membuat alat ini sendiri," katanya di kampus setempat, Minggu.
Samsuri menjelaskan cara kerja alat pengemas biogas ini mirip pemompa ban sepeda manual. Alatnya memiliki dua lubang pipa penyalur. Pipa pertama untuk dipasangkan ke reaktor biogas, sementara pipa kedua dipasangkan ke tabung melon.
Untuk mengisi gas ke dalam tabung pompa hanya dengan menarik tuas ke atas dan ketika tuas pompa didorong ke bawah akan mengalirkan gas ke dalam tabung melon.
"Gas bio yang sudah masuk ke tabung pompa tidak bisa mengalir balik ke reaktor dan yang sudah masuk ke tabung melon tidak bisa keluar balik ke pompa. Dengan sekitar 100 sampai dengan 120 kali pemompaan tabung melon sudah terisi penuh biogas dan siap dipakai sebagaimana biasanya," paparnya.
Dosen pembimbing Samsuri, Ir Asmungi mengatakan sejauh ini sudah banyak upaya pengemasan yang telah dilakukan masyarakat mulai dari yang sangat sederhana hingga yang rumit.
"Selama ini kan biogas dibawa menggunakan kantong plastik, ban dalam mobil atau wadah besi. Itu tidak aman dan dapat meledak sementara menggunakan wadah besi itu mahal," tutur Asmungi.
Pengemas biogas ke dalam tabung melon ini, kata dia adalah sebuah teknologi tepat guna yang secara ergonomis nyaman dan aman digunakan oleh masyarakat luas.
Selain itu, tabung melon yang terisi penuh biogas dapat digunakan untuk memasak sehari. "Kalau habis ya tinggal di pompa lagi dari reaktor biogas," ujarnya.
Â
Sumber: TEMPO