SUKABUMIUPDATE.com - Harga cabai di Kota Malang, Jawa Timur, awal pekan ini menembus Rp 140 ribu per kilogram atau naik sekitar Rp 20 ribu sampai Rp 25 ribu/kg dari harga akhir pekan lalu.
Arsani, pedagang bumbu-bumbuan di Pasar Dinoyo, Kota Malang, pada Selasa (7/2), mengatakan beberapa waktu lalu harga cabai sempat turun menjadi Rp 90 ribu/kg. Namun, hanya bertahan tidak sampai sepekan, kemudian secara perlahan naik lagi.
"Sekarang harganya sudah menembus angka Rp 140 ribu per kilogram. Itu pun masih ada campurannya cabai hijau, bukan kualitas super," kata Arsani.
Menurut dia, hampir setiap hari harga cabai mengalami kenaikan. Harga saat ini tertinggi dalam beberapa tahun terakhir ini. Tahun lalu, paling mahal Rp 90 ribu sampai Rp 100 ribu/kg.
Di pedagang kecil (kios) di perkampungan, pedagang sudah mengemas cabai dalam bungkusan dengan harga rata-rata Rp 3 ribu yang berisi 8-10 cabai campur warna hijau dan merah.
Menanggapi tingginya harga cabai tersebut, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Malang Indri Ardoyo berjanji akan mengumpulkan penyuluh pertanian untuk mencari solusi bagaimana menyikapi kenaikan harga cabai yang sangat tinggi tersebut.
Indri menyatakan masih melakukan pendampingan pada warga untuk budi daya penanaman cabai di pekarangan. Hanya saja, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan setempat masih belum mengantongi data luasan areal pekarangan warga kawasan kota (urban farming) yang ditanami komoditas cabai.Â
"Kami akan menggiatkan penanaman komoditas ini, apalagi harga cabai fluktuasi, bahkan cenderung tinggi seperti sekarang ini. Jika rumah tangga bisa menanam cabai dan memanennya di saat harga cabai tinggi, tidak akan terlalu mempengaruhi daya beli masyarakat terhadap komoditas kebutuhan bumbu-bumbuan tersebut," katanya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang Dudi Herawadi memperkirakan harga cabai di Kota Malang berangsur turun pada Maret 2017. Senada dengan Indri, Dudi juga menyarankan konsumen rumah tangga untuk menerapkan sistem urban farming. "Tanam cabai di lahan pekarangan pakai sistem urban farming agar lebih bermanfaat dan ketika harga melambung, ibu-ibu tidak perlu risau lagi karena cabai," ucapnya.
Â
Sumber: TEMPO