SUKABUMIUPDATE.com - BATERAI lithium-ion terbaru buatan para ilmuwan Stanford University, Amerika Serikat, ini sungguh ajaib. Ia mampu mendinginkan diri sendiri jika terlalu panas dan, ini yang hebat: bisa memadamkan api secara otomatis saat terbakar.
Bukan baterai jenis Harry Houdini—pesulap terkenal—pastinya. Kemampuan itu dimiliki karena baterai ini, kata tim peneliti dalam jurnal Science Advances edisi 13 Januari 2016, mengandung triphenyl phosphate (TPP)—serat elektrik mikrofiber antibakar— di dalam cairan elektrolit. Bahan ini tersimpan di dalam cangkang dan akan mencair untuk mendinginkan baterai saat suhu mencapai 150 derajat Celsius.
“Api bisa padam hanya dalam waktu 0,4 detik,†demikian kata Kai Liu dan sembilan peneliti lainnya dalam jurnal itu. Mereka menjelaskan cara kerja baterai tersebut dalam artikel berjudul “Electrospun core-shell microfiber separator with thermal-triggered flame-retardant properties for lithium-ion batteriesâ€.
Sebelumnya, Liu dan koleganya mencoba memasukkan bahan TPP tanpa cangkang. Namun hasilnya gatot alias gagal total. Baterai tetap meledak. “Kasus meledaknya Samsung Galaxy Note 7 tahun lalu mendorong kami untuk membuat studi ini,†kata tim peneliti dalam jurnal.
Baterai lithium-ion, menurut mereka, memang amat mudah terbakar. Bahkan baterai ini gampang meledak jika kelebihan daya atau terkena arus pendek. Kasus Samsung juga membuat Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika mengeluarkan peringatan untuk mengosongkan baterai jenis tersebut sebelum penumpang memasuki pesawat.
Sebelum Samsung mengeluarkan pernyataan resmi tentang penyebab meledaknya baterai Note 7, banyak ahli menduga kapasitas baterai yang terlalu besar menjadi penyebab. Ian Fogg, Kepala Mobile and Telecoms IHS Technology, mengakui selama ini perkembangan teknologi baterai lebih lambat ketimbang perangkat siap pakai, seperti ponsel pintar dan kendaraan listrik.
“Ada tuntutan besar dari pasar untuk mengembangkan sektor ini,†ujar Fogg, seperti diberitakan BBC. Karena itu, munculnya baterai lithium-ion hasil pengembangan Liu dan tim bisa menjadi harapan untuk perkembangan ponsel pintar yang lebih aman.
Sumber: TEMPO