SUKABUMIUPDATE.COM - “Kasih sayang ibu sepanjang masa, kasih sayang anak sepanjang galah..†begitulah bunyi peribahasa untuk mendeskripsikan sosok luar biasa, ibu.
Saking berharganya sosok ibu dalam kehidupan, di Indonesia, tanggal 22 Desember didedikasikan sebagai Hari Ibu.
Tak hanya sebatas ungkapan yang mampu menggambarkan sosok ibu yang teramat dahsyat. Rhoma Irama menjadikan sosok ibu sebagai inspirasi salah satu lagunya berjudul Keramat. "Dialah manusia satu-satunya...yang menyayangimu tanpa ada batasnya..."
Penggalan lagu di atas, tergambar pada sosok seorang ibu warga Desa Sukamantri, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi. Ia berjuang mencari nafkah, demi menghidupi dan membiayai sekolah kedua putri kembarnya, dengan berprofesi sebagai juru parkir.
Adalah Eti Sumiati (44), seorang wanita berjilbab, yang menghabiskan hari-harinya di pinggiran Jalan Raya Toserba, di daerah Cigayung, Kecamatan Cisaat.
Berbekal peluit, topi usang, dan rompi hijau, Eti sang juru parkir, mahir mengatur masuk dan keluar kendaraan. Baginya, berprofesi sebagai juru parkir yang identik dengan pekerjaan kaum Adam, tidak membuatnya merasa lebih dibanding perempuan lainnya yang senasib.
Ia bangga, karena dapat tetap mencari rezeki dengan cara halal, untuk kelangsungan hidup keluarganya. “Daripada minta sama orang atau saudara misalnya, nanti malah jadi omongan,†ujarnya kepada sukabumiupdate.com, Rabu (21/12).
Bukan tanpa alasan, Eti harus membanting tulang sebagai juru parkir. Tuntutan ekonomi telah membuatnya memilih jalan ini, terlebih semenjak sang suami meninggal dunia akibat sakit. Peran ibu sekaligus ayah dalam keluarga kecilnya, harus dia tanggung sekaligus.
Awalnya, Eti berjualan ayam bakar di dekat swalayan, tempatnya saat ini mencari nafkah. Namun, karena modalnya berjualan ia gunakan untuk biaya masuk sekolah menengah pertama (SMP) kedua putrinya. Sejak itu, terpaksa ia pun memilih pekerjaan barunya itu.
Baginya, pendidikan anak-anaknya yang utama “Rezeki masih bisa dicari, kita sudah bodo, jangan sampai anak juga ikutan bodo, pokokna mah dibela-belain untuk anak mah, apalagi kebutuhan sekolah mah setiap hari ada aja yang harus dibayar."
Bagi ibu tiga putri dan nenek dari dua cucu ini, memandang pekerjaan yang dia geluti saat ini, susah-susah gampang. Tak jarang pemilik kendaraan pergi tanpa membayar uang parkir, bahkan mengucap terimakasih pun tidak. Tapi itu bukan masalah bagi Eti, karena banyak juga yang memberinya uang parkir lebih.
Berbicara soal Hari Ibu yang jatuh pada hari ini, Kamis, 22 Desember, Eti tersenyum mengenang kebiasaan putri-putrinya. Dari mulai putri sulungnya yang sudah berumah tangga, hingga kedua putri kembarnya, selalu ia memberikan perhatian lebih.
Biasanya si kembar berseloroh, “Mah pekerjaan hari ini biar teteh sama dedek yang ngerjain ya. Mamah mah santai aja di rumah,†kenangnya sambil tersipu.
Bagi Eti, meski tidak ada acara spesial di rumah untuk memperingati hari istimewa bagi seorang ibu, namun pengertian dari anak-anaknya sudah lebih dari cukup. Utamanya, ketiga putrinya tetap bangga dengan pekerjaannya saat ini. Itu sudah cukup baginya.
Eti berharap, bagi ibu-ibu di luar sana, yang memiliki nasib serupa dengannya, teruslah berusaha, dan jangan berputus asa.
"Kaum perempuan harus kuat dan selalu bersemangat," pungkasnya.
Selamat Hari Ibu, bu Eti.