SUKABUMIUPDATE.COM – Dua personel Satuan Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi disiagakan di lokasi bencana pergerakan tanah di Kecamatan Cisolok dan Cikembar. Penyiagaan mereka untuk mengawasi terjadinya pergerakan tanah susulan.
“Dua satgas  siaga di lokasi untuk memudahkan komunikasi dan koordinasi. Soalnya
bencana pergerakan tanah tidak bisa dikira-kira,â€Â terang Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Irwan Fajar kepada sukabumiupdate.com, Sabtu (12/10).
Saat ini, BPBD belum bisa  menentukan apakah tanah yang jadi permukiman warga itu masih layak ditinggali atau warga harus direlokasi. Untuk memastikan hal itu, perlu kajian elemen berkompeten, dalam hal ini Badan Geologi.
"Kami masih menunggu tim Badan Geologi melakukan kajian. Di lokasi itu, sudah memasang spanduk imbauan di lokasi pergerakan tanah agar warga meningkatkan kewaspadaan. Apalagi dengan kondisi cuaca cenderung ekstrem yang tak bisa diprediksi,†ujarnya.
Seperti diberitakan, di Kecamatan Cikembar, pergerakan tanah terjadi di Kampung Jelegong RT 03/05 Desa Cibatu pada 27 November lalu. Sebanyak 58 rumah yang dihuni 65 kepala keluarga terdiri dari 185 jiwa dalam kondisi terancam.
Pergerakan tanah itu berada di kawasan PTPN VII Cibungur. Lokasinya berada sekitar 10 meter dari permukiman warga yang berada di bantaran Sungai Cimandiri. Luas perkebunan itu mencapai 5 hektare. Sebanyak 1,7 hektare digunakan sebagai permukiman warga.Â
Sementara di Kecamatan Cisolok, pergerakan tanah terjadi di Kampung Cijanti RT 02/04 Desa Pasirbaru Kecamatan Cisolok, Sabtu (3/12) lalu. Di kampung itu terdapat 25 rumah atau 31 kepala keluarga terdiri dari 87 jiwa. Dari 25 unit bangunan rumah itu, sebanyak 6 rumah sudah terdampak dan 19 unit rumah lainnya dalam kondisi terancam.Â