SUKABUMIUPDATE.COM - Usia yang hampir seabad, tidak menghalangi Ki Bani (96) untuk tetap eksis sebagai salah satu seniman musik Sunda di Kota Sukabumi. Demi mencukupi nafkah keluarga, Ki Bani berkeliling kota melantunkan tembang-tembang Sunda buhun dengan iringan waditra, atau alat musik dari bambu, Ki Bani yang dimainkannya dengan piawai.
“Mungkin Ki Bani adalah seniman dan pengamen alat musik Sunda tertua yang ada di Kota Sukabumi,†ungkap Mutiara (23) seniman muda Sukabumi saat menjamu Ki Bani ditempat tongkrongan pegiat seni Sunda di Jalan Alun Alun Utara, Lapang Merdeka, Kota Sukabumi, Selasa (29/11).
Waditra yang terbuat dari sebuku bambu yang biasa dikenal dengan istilah celempung adalah alat musik andalan Ki Bani. Kakek renta warga Kampung Lio, Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi. Setiap hari ia di jalanan hanya untuk menghibur pejalan kaki yang melintasi pusat pusat keramaian di Jalan Jend. Ahmad Yani, RE Martadinata, dan lokasi lainnya.
“Tos ti ngora ngamen. Resep we nembang bari ngulinken waditra,†ungkap Ki Bani.
Soal belajar main waditra atau celempung, Ki Bani mengaku sudah sejak zamannya penjajahan Belanda, di bawah pimpinan Ratu Whilemina. Seksdar catatan, Ratu Wilhelmina Helena Pauline Marie van Orange-Nassau, adalah Ratu Belanda sejak 1890-1948 dan Ibu Suri (dengan sebutan Putri) sejak 1948-1962.
“Tos ti aman walanda, aki sok main jeung manggung seni Sunda, nepika Bogor,†lanjut Ki Bani.
Jalan panjang bermusik yang sudah dilalui Ki Bani, menjadi modal utama atraksinya yang jarang dimiliki seniman Sunda lainnya di Sukabumi. Saat ini tidak banyak tahu jika alat musik yang dimainkan Ki Bani merupakan salah satu alat musik Sunda kuno dan sudah jarang ditemukan atau dimainkan.
Selain itu, tembang Sunda yang dibawakan Ki Bani pun merupakan tembang Sunda lawas yang sudah jarang didengar. “Tembang tembangnya langka, udah jarang yang nyayiin. Seperti Buah Kawung, Roman Bangkong, dan Pasini Teu Pajadi,†jelas Mutiara.
Ki Bani memiliki sembilan anak, namun saat ini yang masih hidup hanya tiga, karena enam lainnya meninggal dunia. “Nyaah eweuh nu bisa maen Waditra anak aki mah. Teu aya nu neruskeun. Nepika paeh rek maen we tuluy dan resep,†pungkas Ki Bani.