SUKABUMIUPDATE.COM - Puluhan pelajar dari sejumlah kampung di Desa Bantarkalong, Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, Senin (28/11), harus berjuang lebih berat untuk mencapai sekolah pasca putusnya jembatan penghubung antar kampung. Jembatan gantung yang menjadi satu-satu akses warga tiga kampung, Minggu (27/11) sore, putus diterjang banjir luapan sungai Panaruban Bojonghaur.
Para pelajar yang tinggal di kampung Bojonghaur, Cisalada, dan Lebak Muncang harus melintasi sungai berarus deras ini demi mencapai sekolah. Puluhan warga terpaksa berjaga di sepanjang aliran sungai, karena khawatir dengan keselamatan para siswa.
“Anak anak harus ke sekolah, jadi kami bapak-bapak hari ini bertugas menjaga perlintasan yang akan dipakai untuk nyebrang,†ungkap Rahman (38) warga Kampung Bojonghaur kepada sukabumiupdate.com, Senin (28/11).
Sebelumnya warga melakukan survey mencari lintasan aman pada sungai untuk digunakan sementara waktu oleh warga yang ingin beraktivitas, seperti para pelajar. “Terpaksa pagarbetis pak. Bapak atau keluarganya berjaga pas anak-anak nyebrang. Kalau yang kecil ya harus digendong,†lanjut Rahman.
Para pelajarpun cukup khawatir dengan kondisi ini, di mana mereka harus melepas dahulu sepatu saat melintasi sungai. “Hoyong buru-buru jembatanna diomean, mun nyebrang di wahangan sieun kabawa palid,†jelas salah seorang pelajar, Faisal (10).
Saat ini sejumlah petugas dari desa dan kecamatan sudah mulai berdatangan ke lokasi jembatan putus. Solusi untuk masalah ini masih dibahas. “Tadi sudah banyak yang cek lokasi, belum ada solusi pak, kami warga pengennya jembatan segera dibenerin atau minimal bikin jembatan darurat dulunya,†pungkas Rahman.