SUKABUMIUPDATE.COM - Cuaca ekstrem dengan curah hujan tinggi seperti saat ini, membawa dampak positif bagi para petani sayuran holtikultura khusus cabai di Kabupaten Sukabumi. Harga jual cabai ditingkat petani melonjak drastis dari Rp28 ribu menjadi Rp45 ribu per kilogram.
Hal ini dilakukan para petani untuk menghindari kerugian akibat tingginya biaya produksi dan kecendrungan turunnya volume panen selama musim hujan. Hal ini diungkapkan oleh sejumlah petani cabai merah keriting di Kampung Pasirdatar, Desa Sukamulya, Kecamatan Caringin, Kabupaten Sukabumi, di sela kegiatan mereka memanen cabai.
“Jika kita tidak jual mahal, maka kita yang rugi, kita mengeluarkan uang lebih banyak karena takut gagal panen untuk belanja fungisida dan pupuk,†jelas salah seorang petani, Andi Darusalam (42) kepada sukabumiupdate.com, Selasa (1/11) pagi.
Para petani di sentra holtikultura berbasis lahan hak guna usaha ini kompak mematok harga sama untuk jual cabai di kebun. Para petani di sini sepakat menjual cabai merah kerting kualitas super dengan harga Rp45 ribu per kilogram, sementara kualitas sedang Rp40 ribu per kilogram.
“Cuaca normal saya butuh empat hingga lima kali panen untuk menutupi modal. Dengan kondisi hujan terus, butuh lebih banyak panen, tapi nggak berani spekulasi bisa jadi malah gagal panen, makanya angka Rp40 ribu hingga Rp45 ribu itu, harga yang aman bagi petani,†lanjut Andi.
Harga modal petani di satu hektar lahan dengan cuaca ekstrem seperti saat ini mencapi Rp35 juta, dengan harapan angka panen menyentuh lima ton. Lonjakan biaya produksi ini terjadi karena petani harus lebih banyak menggunakan pupuk dan fungisida, untuk menghidari gagal panen akibat serangan busuk buah hama patek.
Para tengkulak dan agen sayur pun tidak berkutik dengan kekompakan para petani di Pasirdatar. Mereka harus membeli cabai merah kriting dengan harga tinggi karena sudah memiliki pasar suplai yang menunggu.
“Kalau modalnya sudah Rp45 ribu, kita paling ambil selisih Rp3 hingga Rp4 ribu per kilogram karena dijual mahalpun percuma, nggak ada pedagang yang mau beli, nggak laku dipasaran,†jelas salah seorang agen sayur Rahmat Hidayat.
Menurut Rahmat dengan modal harga tinggi, maka mereka akan mencari pasar yang siap menerima, biasa pasar dalam skala kecil di daerah yang tidak memiliki stok barang banyak.