SUKABUMIUPDATE.COM - Nama Surade, bagi sebagian warga diyakini berasal dari kata “kasura lamun teu hade†(tertusuk duri di kaki jika berbuat tidak baik-red).
Namun, ada juga yang mempercayai jika Surade berasal dari nama Nyimas Suradewi, cucu dari Eyang Mas Arya Santri Dalem atau populer dengan sebutan Eyang Cigangsa. Eyang Mas Arya Santri Dalem hidup sekira enam abad silam, dan makamnya terletak di Cigangsa, tidak jauh dari lokasi Curug Luhur Batu Suhunan atau biasa disebut Curug Cigangsa.
Ada banyak kisah menarik lainnya yang menceritakan asal-usul nama Surade. Namun kali ini, sukabumiupdate.com akan menampilkan kelebihan Kecamatan Surade dibanding kecamatan lainnya di Kabupaten Sukabumi, yang dirangkum dalam tulisan “10 Fakta Kecamatan Surade†berikut ini:
1. Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk
Kecamatan Surade memiliki luas 364.19 kilometer persegi, jumlah penduduk 73.146 jiwa (35.680 laki-laki dan 37.466) yang tersebar di 11 desa yakni: Jagamukti, Buniwangi, Sukatani, Gunung Sungging, Sirnasari, Pasiripis, Cipeundeuy, Kadaleman, Citanglar, dan Wanasari, serta satu Kelurahan Surade. Jarak dari Surade ke Kota Sukabumi adalah 99 kilometer. Sepanjang perjalanan menuju Surade, Anda akan melintasi jalan berkelok di perbukitan dengan pemandangan perkebunan teh dan pohon pinus.
2. Pekerjaan Warga
Sebagian besar penduduk kecamatan di Selatan Kabupaten Sukabumi ini, bermata pencaharian sebagai petani. Berikut ini rincian data mata pencaharian penduduk Kelurahan Surade:Â Petani: 60%, Pedagang dan Wirausahawan: 20%, Pegawai Negeri Sipil: 15%, Buruh dan tenaga kerja Indonesia: 5%.
3. Cuaca dan Curah Hujan
Iklim Surade diklasifikasikan sebagai hangat dan sedang. Terdapat lebih banyak curah hujan di musim dingin daripada di musim panas. Suhu tertinggi rata-rata pada Juli sekitar 27 °C, dan suhu rata-rata tahunan adalah 23 °C. Curah hujan paling sedikit terlihat pada Agustus, dengan rata-rata 144 mm, hampir semua presipitasi jatuh pada Februari.
4. Pendidikan
Terdapat banyak sekolah dasar dan perguruan tinggi di sini. Beberapa sekolah menengah, merupakan sekolah plus pesantren seperti madrasah tsanawiyah dan aliyah. Tetapi, untuk mereka yang menginginkan pendidikan lebih tinggi, banyak di antaranya memilih sekolah lanjutan tingkat atas di Kota Sukabumi, dan bangku perguruan tinggi di Jakarta dan Bandung. Keinginan kuat warganya untuk menimba ilmu cukup membuahkan hasil, sehingga tidak heran jika banyak warganya berhasil menduduki posisi penting di jajaran birokrat Kabupaten Sukabumi, di antaranya adalah mantan Bupati Sukabumi Sukmawijaya.
5. Agama dan Pondok Pesantren
Agama yang dianut penduduk Surade, 100% adalah Islam. Sehingga tidak heran jika banyak terdapat pesantren di wilayah ini. Anak-anak yang sudah menginjak sekolah dasar, biasanya diwajibkan oleh orang tuanya mengikuti pengajian di pondok pesantren (PP) untuk belajar Al Quran dan Hadits. Kecamatan ini juga menjadi lumbungnya pondok pesantren, seperti: PP Al Hasyimiyah (Tugu), PP Al Hidayah (Cibinong, Wanasari), PP Al Anwar (Babakan Baru), PP Al Hasaniah (Cikondang), PP Al-Munawar Gojali (Cikupa), PP Nurhidayah (Banjarsari), PP Nurul Huda (Sindang Palay), PP Nurul Huda (Pasir Batang), PP Nurul Huda Al Jalaliyah (Ciranca), dan masih banyak lagi pondok pesantren lainnya. Bahkan di jalur menuju arah Curug Cigangsa saja, sedikitnya terdapat tiga pondok pesantren.
6. Tugu Surade
Dari sisi disain dan artistik, Bunderan Surade memang tidak nampak wah. Namun keberadaannya menjadi semacam penanda, bukan saja penanda bahwa Anda telah sampai di kota kecamatan berpenduduk 73.146 jiwa ini, tetapi juga menjadi penanda dua arah menuju tiga tempat wisata alam nan indah, yakni Curug Luhur Batusuhunan atau Curug Cigangsa, Geopark Ciletuh, dan Pantai Ujunggenteng. Tak heran jika di sekitar kawasan Tugu Surade, menjadi salah satu pusat keramaian kota kecamatan ini.
7. Obyek Wisata
Curug Luhur Batu Suhunan atau biasa disebut Curug Cigangsa, adalah air terjun bertingkat dua. Disebut Batu Suhunan atau Batu Masigit, karena batu bersusun tersebut, bentuknya mirip menara masjid. Selain itu, ada Pantai Minajaya, tempat wisata keluarga dengan hamparan pantai nan indah dan ombaknya tidak besar, sehingga anak-anak Anda bisa mandi sepuasnya tanpa rasa khawatir. Sedangkan Pantai Cicaladi berada di Desa Sukatani yang kaya akan potensi alam seperti pasir besi dan rumput laut. Wisata alam lainnya adalah Goa Gunungsungging di Desa Gunungsungging, merupakan goa dengan nilai sejarah dan keindahan unik seperti granit yang menyerupai wayang, buaya, dan lainnya.
8. Pematang Sawah Batu Bersusun
Sawah dengan pematang tanah itu biasa. Namun, jika sawah dengan pematang dari batu bersusun, mungkin cuma ada di Kelurahan Surade. Jika Anda penasaran ingin melihatnya, silakan kunjungi Curug Luhur Batu Suhunan. Di kawasan air terjun yang berada di tengah area persawahan ini, terdapat banyak batu raksasa seperti tumbuh di antara hamparan tanaman padi. Namun, bukan hanya batu-batu berukuran besar di tengah sawah yang membuatnya nampak unik, tapi pematang sawahnya pun banyak yang terbuat dari batu bersusun bak dinding bangunan.
9. Budaya Minum Kopi
Budaya minum kopi memang sudah seperti ritual rutin bagi bangsa ini, tidak terkecuali dengan warga Surade. Tidak heran jika kemudian Firman Maulana (35), mendirikan Lets Coffee. Hommy and friendly, begitu kira-kira kata yang pas untuk menggambarkan suasana di dalam café yang berlokasi tidak jauh dari Bunderan Tugu Surade itu. Tidak hanya digemari kalangan muda Surade, bahkan Wakil Bupati Sukabumi Adjo Sardjono pernah singgah di café dengan konsep vintage ini. Tidak hanya memfasilitasi penggemar kopi, keberadaan café ini juga sekaligus menjadi etalase untuk mempromosikan Kopi Pajampangan.
10. Komunitas DKINGS
DKings Studio, adalah sebuah kumpulan pemuda Kecamatan Surade. Komunitas seni ini fokus ke kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan seni musik dan film. Selain rutin menggelar festival musik, mereka juga memproduksi film. Film teranyar mereka adalah Revenge of Love, bercerita tentang dua sahabat wanita mencintai pria yang sama, sehingga mengakibatkan keretakkan pada hubungan persahabatan mereka. Semua adegan pada film tersebut, diambil di Bunderan Surade dan Vila Asaba Land. Film tersebut disutradarai Dede Rusyandi (35), sekaligus pemilik DKings Studio.