SUKABUMIUPDATE.COM - Diskusi untuk mencari solusi kemacetan di wilayah Utara Kabupaten Sukabumi antara Forum Masyarakat Peduli Kemacetan Lalulintas (Formalitas) dengan pemerintah daerah (Pemda) kembali gagal. Ketidakhadiran Bupati Sukabumi Marwan Hamami pada audiensi yang digelar di pendopo kota, Selasa (25/10), membuat aktivis Formalitas marah dan memilih aksi walk out.
“Kami sudah menunggu dari jam sebelas, acara diundur hingga pukul 12.30. Begitu acara dimulai yang hadir dari Pemda hanya Kadishub (Kepala Dinas Perhubungan) dan Asda (Asisten Daerah) 3. Percuma kita diskusi di sini, pemegang kebijakannya, Bupati Sukabumi yang rencananya hadir, malah membatalkan secara mendadak dan sepihak,†jelas juru bicara Formalitas Budi Mulyadi kepada sukabumiupdate.com, Selasa (25/10).
Audensi yang dipelopori oleh Kepolisian Resor (Polres) Sukabumi hanya berlangsung sepuluh menit. Sejumlah aktivis Formalitas saat mengetahui bupati dan perwakilan pihak kepolisian tidak hadir langsung memilih meninggalkan ruangan.
“Untuk apa kita diskusi sama Kadishub jawabannya pasti nanti aspirasinya akan disampaikan pada pimpinan. Kami hadir disini untuk berdiskusi langsung dengan bupati, dan mengetahui langsung apa program yang akan dilakukan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di wilayah Utara Kabupaten Sukabumi yang sudah parah,†lanjut Budi.
Untuk itu Budi menegaskan Formalitas akan menggelar aksi unjuk rasa terkait isu kemacetan ini, karena cara audensi tidak dihiraukan oleh Pemda Kabupaten Sukabumi. “Jumat (28/10) kita aksi, karena cara audiensi yang diarahkan oleh mereka, malah Pemda sendiri yang mengingkarinya,†tegas Budi.
Ini adalah kali kedua Formalitas kecewa dengan Pemkab Sukabumi, dalam rangka mencari solusi kemacetan. Sebelumnya acara ini dilangsungkan di Mapolres Sukabumi di Palabuhanratu, namun Pemda hanya mengutus staf Satuan Polisi Pamong Praja dan petugas UPTD (Unit Pelaksan Teknis Dinas) Dishub.
Sejatinya, Formalitas mengajak Pemda menata lokasi yang selama ini, menjadi biang kemacetan di Kabupaten Sukabumi, khususnya wilayah Utara. Salah satunya menertibkan pasar tumpah dadakan di sekitar pabrik, termasuk menertibkan terminal liar di depan pabrik, saat bubaran kerja, dan pedagang kaki lima (PKL).
Selain itu, kacaunya penanganan pedagang di sejumlah pasar dan pusat perekonomian seperti Cibadak dan Cicurug, telah menimbulkan kemacetan hampir sepanjang waktu dari pagi hingga malam.Â