SUKABUMIUPDATE.COM - Seorang jompo, Mak Lilis (65) warga Kampung Citugu, RT 02/05, Desa Sukamaju, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, hanya bisa tergeletak pasrah di rumahnya yang berukuran 4x5 meter setelah teridentifikasi mengidap penyakit kista, semenjak berobat ke mantri lima bulan lalu.Â
Namun, karena tidak memiliki biaya untuk berobat, jompo yang hidup sebatangkara hini anya bisa pasrah.
"Sebatangkara, anak satu-satunya sudah meninggal 30 tahun lalu, sedangkan suaminya meninggal sekitar 40 tahunan lalu, sudah lama sekali," kata Ketua RT 02/05 Kampung Citugu, Desa Sukamaju, Untung Saputra kepada sukabumiupdate.com, Rabu (12/10).
Kondisi Mak Lilis sangat memprihatinkan tubuhnya semakin kering dan sulit untuk diajak bicara. Karena sudah tidak punya keluarga, penghidupan Mak Lilis hanya mengandalkan uluran tangan dari tetangga serta Ketua RT yang tak segan mengumpulkan sumbangan untuk pengobatannya.Â
"Kasihan Mak Lilis, untuk makan sehari-hari saja dari tetangga sekitar," kata Untung.
Untung mengatakan sempat coba mengajak Mak Lilis untuk berobat ke Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Palabuhanratu sebelum kondisinya separah sekarang. Namun Mak Lilis selalu menolak dengan alasan merasa tidak memiliki uang, terlebih di rumah sakit harus ada orang yang menunggu, dan itu perlu biaya.Â
"Padahal saya sudah tegaskan ke Mak lilis agar tidak memikirkan hal itu, tapi tetap saja Mak Lilis merasa tidak enak," jelas Untung.
Lilis yang selama hidupnya bekerja serabutan, membuat dirinya tidak memiliki tabungan. Sehingga saat ini tetangga dan pihak RT terus mengumpulkan biaya untuk pengobatan Mak Lilis, karena bukan peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan tidak memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS).Â
"Sudah saya daftarkan agar mendapat KIS, namun entah kenapa sampai saat ini belum keluar. Semoga saja ada bantuan dari pihak lain agar bisa membawa Mak Lilis ke Rumah Sakit sebab sampai saat ini baru terkumpul Rp500 ribu termasuk bantuan dari desa," pungkasnya.