SUKABUMIUPDATE.COM - Ratusan pegiat pendidikan tergabung dalam Forum Honorer Indonesia (FHI) Kota Sukabumi, Senin (10/10), mendatangi gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) di Jalan Ir. H. Juanda. Mereka meminta wakil rakyat serius mencarikan solusi perbaikan nasib guru honorer, penjaga sekolah, operator sekolah yang berpenghasilan rendah.
Tetesan air mata sejumlah guru honorer ini jatuh, saat satu-persatu rekan mereka memberikan testimoni tentang perjuangan hidup mereka hanya untuk tetap membuat dapur ngebul. Di ruang paripurna DPRD, para guru honorer ini menyebut kehidupan mereka selama ini penuh penderitaan, dan selalu menjadi objek jualan politik tanpa pernah ada bukti.
"Selama bertahun-tahun kami dibohongi janji politik yang selalu menjanjikan perhatian terhadap kesejahteraan guru honorer. Aspirasi kami seolah hanya angin belaka, kami menuntut status,kesejahteraan, dan kesenjangan sosial. Kami berharap pemerintah daerah mendengarkan jerit tangis guru honorer,†ungkap Ketua FHI Kota Sukabumi, Herianto kepada sukabumiupdate.com, Senin (10/10).
Selain mengajar sebagai guru honorer di Sekolah Dasar (SD) Negeri Benteng 1, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi, Herianto juga nyambi menjadi tukang ojek dan guru privat Pramuka di sekolah-sekolah, hanya untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
“Sayangnya tunjangan untuk guru honorer saat ini sangat kurang, apalagi dengan kebutuhan zaman sekarang,†tambahnya.
Dari 2.000 lebih guru honorer di Kota Sukabumi Kategori Dua (K2), belum mendapat status yang jelas. “Kesejahteraan dan kesenjangan sosial yang tidak adil terhadap guru honorer masih nyata. Tenaga kami dikuras tapi penghasilan kami dicekik,†pungkasnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Sukabumi, Dudi Fathuldjawad yang hadir dalam penyampaian aspirasi guru honorer di gedung dewan ini mengatakan, perlu komitmen bersama antara Pemda dan DPRD untuk mencarikan solusinya. “Yang diperlukan sekarang adalah kebijakan yang berpihak, jadi kami dan dewan harus bergerak untuk menggodok kebijakan baru yang berpihak kepada teman-teman guru honorer, penjaga sekolah dan tenaga pendukung pendidikan,†jelasnya.