SUKABUMIUPDATE.COM - Jika selama ini Anda hanya mengenal atau mengonsumsi nasi beras putih dan merah, maka di tempat ini ada Sangu Hideung (nasi hitam-red), berasal dari beras hitam yang memiliki kandungan gizi tinggi tak kalah dari beras merah.
Cobalah mampir ke Warung Nasi Beas Hideung, berlokasi di Jalan Siliwangi No. 29, Kota Sukabumi. Dekat dengan simpang tiga Siliwangi, tepatnya di kiri jalan jika Anda mengarah ke Salabintana.
Sangu Hideung di sini, disantap berbarengan dengan menu spesial seperti unagi, pais lubang (Pepes Ikan Sidat) dan kabayaki yaitu sidat yang diolah a la Jepang. Rasanya, hmm enak! Fillet sidat disantap bersama sauce khusus dan halal, tanpa sake dan alkohol.
Berbicara soal tempat, warung nasi milik Eneng Susilawati dengan branding tradisonal ini, cukup nyaman, dengan tiga ruang makan di dalam bangunan utama. Bagi yang tidak terlalu suka berada di dalam ruangan, ada juga fasilitas makan outdoor menghadap ke jalan.
“Jadi, jangan khawatir. Warung nasi kami dijamin halal, bahkan kami sedang memproduksi unagi dan kabayaki halal untuk ekspor, untuk menu utama pun harganya hanya 35.000 rupiah saja,†jelas Eneng, kepada sukabumiupdate.com, Minggu (9/10).
Menu dengan bahan utama sidat sebagai sumber pangan dengan protein hewani tinggi ini, memang menjadi unggulan di warung nasi ini. Sehingga tidak heran jika Eneng lebih sering mengulas masakan berbahan hewan mirip lindung berukuran besar tersebut.
Ukuran ikan sidat yang disajikan bervariasi antara 200 hingga 250 gram perekor. Sehingga menjadikan pepes sidat kaya akan daging yang siap lumer di mulut, terlebih tekstur dagingnya yang lembut terasa lebih nikmat bila disantap berbarengan dengan sambal honje atau sambal comrang.
Aroma comrang dengan wangi khas, menyeruak ketika mendekati mulut, dan dijamin akan membuat Anda tambah lahap merasakan gurih dan lezatnya ikan sidat bersama nasi hitam.
Untuk nama ikan sidat sendiri, sebenarnya memiliki banyak nama di kalangan masyarakat Indonesia, seperti moa, pelus, uling, paling, dan dalam bahasa Sunda lazim disebut lubang. Bahan baku ikan sidat sendiri, diperoleh Eneng dari sentra pembesaran ikan sidat di Kampung Cikadal, kawasan Geopark Ciletuh, Kabupaten Sukabumi.
Hal tersebut dilakukan Eneng untuk menjaga ketersediaan pasokan sidat, karena merupakan ikan yang relatif sulit ditangkap, dan biasanya hanya hidup di perairan yang bermuara langsung ke laut.
“Yang masak ibu sendiri turun tangan langsung meracik bumbu sendiri agar kualitas masakan tetap terjaga. Tangan orang kan beda-beda tuh kang, bahan-bahan sama tapi rasanya pasti beda,†ungkap Khojana (34), salah satu karyawan Beas Hideung.
Selain menu berbahan baku ikan sidat, di warung nasi ini juga tersedia sate domba, ikan goreng/bakar, ayam goreng/bakar, serta aneka jenis minuman dari varian beverage seperti hot espresso, hot americano, hot cappucino, coffee latte dan green latte.
Bosan dengan menu makanan yang itu-itu saja? Coba rasakan kelezatan pais lubang yang besar dari Geopark Ciletuh ini.
Rekomended!!