SUKABUMIUPDATE.COM - Diskusi menarik mengenai film tak terelakan dalam FFJB 2016 hari kedua pada Sabtu, 8 Oktober, di Gedung Juang  45, Kota Sukabumi. Acara yang diselenggarakan mulai jam 15.00 WIB ini, selain menjaring para peserta, juga menayangkan tujuh film cerita dan satu video musik yang berlanjut dengan diskusi. Ketujuh film tersebut adalah Faa Run (Kabupaten Bogor), MV Switch Up/Tah Ieu Sukabumi (Kota Sukabumi), Ketika Angin Berbicara (Bandung), Resolve (Kota Sukabumi), Divergent (Bekasi), Muka ku (Depok), Lembar Jawaban Kita (Bandung) dan Video Musik Edi Brokoli Sini Sama Aa.
Antusiasme pemerhati film pendek pada gelaran FFJB 2016 bisa dilihat dari 300 orang yang hadir memenuhi kursi undangan yang disediakan panitia, bahkan beberapa orang sampai rela berdiri karena tidak kebagian kursi.
Riuh hadirin mulai terdengar ketika Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar memasuki Gedung Juang  45 pada pukul 15.45 WIB, mayoritas audiens histeris menyambut kehadiran aktor senior perfilman Indonesia ini.
Namun tidak lama kemudian, suasana kembali hening ketika layar berukuran 3x4 meter yang dipasang di atas panggung Gedung Juang  45, sukses membuat mata para penonton fokus dalam menyimak setiap tampilan gerakan visual apik dan larut dalam memahami cerita dari film-film yang ditayangkan.
Muka ku, sebuah film garapan Nier Castielroy dari Depok berhasil mengaduk-ngaduk perasaan penonton dengan kombinasi rasa yang nano-nano, Menurut Nier, film yang ia garap merupakan film eksperimental tanpa dialog. Muka ku lebih menonjolkan sisi artistik gambar hidup dan berbekal tema narsistik yang berlebihan dari seorang perempuan, dengan ilustrasi musik tepat dan dominasi warna merah, serta pendekatan-pendekatan grafis, seperti beberapa kali menuliskan huruf kanji bersanding dengan huruf latin berbahasa Indonesia adalah tontonan menarik yang sayang untuk dilewatkan.
Perempuan dalam Muka ku sebuah realitas di masyarakat ketika kecantikan secara jasmani dipuja-puji berelebihan dan diraih dengan berbagai cara lalu melahirkan sisi buruk sifat manusia, ironisnya Nier menghadirkan sosok Jikininki atau tokoh setan dalam mitologi Jepang.
Nier menjelaskan kepada sukabumiupdate.com mengapa harus sosok yang ke-Jepang-Jepang-an, bahwa ia mewarisi budaya Jepang secara genetik dan punya keterikatan dengan budaya negara asal orangtuanya.
“Saya sudah bikin tiga film, dan ini yang ketiga. Tokoh dalam film ini cuma dimainkan oleh satu orang, yang main itu-itu juga, Leni dari Cibadak.†Ungkap Nier tentang aktrisnya.
Deddy Mizwar, Wakil Gubernur Jawa Barat tak luput memberikan komentarnya terhadap Muka ku dalam sesi tanya jawab “Lihat itu tadi Muka ku, walaupun saya tidak mengerti maksudnya apa? tapi gagasan yang dihadirkan dengan ide sederhana sempat membuat saya terhentak, ada lucu, ada kaget, ada takut,†ungkapnya.