SUKABUMIUPDATE.COM - Potensi seni budaya lokal menjadi sebuah kekuatan dan daya tarik bagi keragaman nilai yang ada di Jawa Barat. Tak bisa ditapikan jika film dianggap sebagai media penyampai pesan, sekaligus ruang berekspresi selain musik, panggung, kanvas dan seni budaya lainnya.
Potensi lokal banyak memberikan sumber ide kreatif seperti dongeng, dongeng sunda, hikayat, legenda, adat istiadat, perilaku masyarakat, potensi wisata dan bahkan mitos sekalipun tak jarang menjadi inspirasi bagi para insan kreatif khususnya yang bergerak di bidang film.
Festival Film Jawa Barat (FFJB) 2016 yang mengusung tema Kebebasan Menembus Batas kembali digelar tahun ini sebagi kelanjutan dari tahun sebelumnya. Kali ini bertempat di Gedung Juang 45, Kota Sukabumi, yang berlangsung Jumat hingga Sabtu 7-8 Oktober 2016.
Lebih dari 100 peserta ikut berkompetisi menyajikan karya mereka. “Sukabumi ini luar biasa produktif (dalam membuat film)†Ujar Leony Vitria Hartanti saat mengomentari banyaknya film yang diproduksi oleh anak-anak Sukabumi.
Leony didaulat menjadi pembawa acara di ajang FFJB 2016 adalah penyanyi cilik tahun 90-an tergabung dalam Trio Kwek-Kwek bersama Dhea Ananda dan Alfandi, dengan salah satu lagi hit mereka kala itu adalah Jangan Marah.
Melalui Kebebasan menembus batas, kebebasan berekspresi serta imajinasi kreatif, beberapa film pendek cukup menarik perhatian. Dengan tema yang beragam, tak terduga, jlimet, dan kejutan-kejutan dalam sejumlah scene patut diacungi jempol.
Misalnya, Mari Bermain, sebuah film indie yang digarap oleh Ri Kamase sebagai sutradara berhasil melahirkan dialog tanpa jeda hanya dengan bermodalkan papan catur dan dua orang pemain utama saja. Gambaran situasi dalam rumah sakit jiwa, menghadirkan dialog yang cukup logis dan lugas membidik kondisi sebagian masyarakat Indonesia yang sibuk beretorika.
Menganalisa dan menilai keadaan orang lain tetapi lupa membenahi hidupnya sendiri karena sibuk menggunjing orang lain namun dirinya tak pernah jadi pemenang, Skak Mat. Film Pendek Mari Bermain, menurut penggarapnya berdasar pada ide frase Homo Homoni Lupus, it means A man is a wolf to another.
Tidak hanya film, Video klip juga hadir dalam FFJB 2016 ini. Kehadiran rapper asal Cianjur dengan klipnya yang berjudul Banda (harta) memberikan warna lain.
Ketegangan hadir di tengah-tengah para penonton yang sebagian besar para pelajar dan komunitas film seperti Komunitas Film Sukabumi, Forum Film Sukabumi, SMOPHIC Smanti Movie and Photography dan Ketika Ruang Film dari Kabupaten Sukabumi ini mempersembahkan karyanya yang berjudul Kalangkang (Bayangan).
Justru terbalik dengan film-film yang sebelumnya banyak menyajikan dialog, Kalangkang sama sekali tak melakukan itu, tak ada dialog dalam film ini kecuali suara kucing yang terdengar sesekali tapi pesan kata-kata yang disampaikan dalam bentuk visual.
Hanya bermodalkan satu karakter pemain dari awal sampai akhir, ide awal yang sederhana tentang seseorang dalam kondisi lapar, kecapekan, mie instant yang hanya sebungkuspun gagal dimakan lantas melahirkan halusinasi dan paranoid sang pelakon.
Ada Rp260 Juta yang disediakan untuk hadiah dalam FFJB 2016 yang digagas oleh Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat ini. Semua anggaran kegiatannya dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Jawa Barat 2016, adalah upaya menstimulasi generasi muda untuk berkreasi melahirkan karya nyata dengan beragam cara termasuk dengan media film.
“Alhamdulillah animonya cukup besar, FFJB ini merupakan cara bagaimana merawat insan film ini agar tetap bebas berkarya, karena banyak festival-festival lain yang membatasi ruang gerak para insan kreatif itu dengan tema atau tidak boleh berkarya (bekerja sama) dengan yang lain,†ungkap Budi Roy salah satu Panitia FFJB.
Pandangan serupa datang dari Noval Najib, siswa SMA Negeri 3 Kota Sukabumi yang antusias datang bersama puluhan rekan lainnya ingin menyaksikan film-film yang akan diputar. “Ini kan film pemenang tahun lalu, jadi wajib tonton karya-karya terbaik anak bangsa,†tuturnya
Irwan Jabo, salah satu Panitia Pelaksana FFJB 2016Â menerangkan, hasil kompetisi film pendek di tingkat BKPP dalam hal ini Sukabumi termasuk BKKP I meliputi kota/kabupaten Bogor, Kab/Kota Sukabumi, Kota Depok, dan Kabupaten Cianjur akan menghasilkan tiga film nominasi dan satu video musik/klip hasil penilaian yang selanjutnya berhak diikutsertakan pada festival film pendek selanjutnya.
Rencananya Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar akan hadir meninjau langsung pelaksanaan FFJB 2016 pada Sabtu, 8 Oktober 2016.