SUKABUMIUPDATE.COM - Dalam dunia seni sunda buhun khususnya karinding di Jawa Barat, mungkin nama Bah Unang tidak popular. Namun ditangan pria 50 tahun, asal Kampung Lembur Tengah, Desa Bojong, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi inilah  karinding buhun beserta nilai filosofinya bisa bertahan hingga sekarang ini.
Bah unang tidak pernah membuat karinding yang secara khusus untuk tujuan komersil, namun secara konsisten selalu membuat karinding untuk dibagikan kepada siapapun yang berminat belajar seni tradisional sunda.
“Ini adalah pengabdian saya pada kesenian tradisional sunda, khususnya seni buhun yang saat ini peminatnya dikalangan generasi muda kalah dibandingkan seni modern,†ucap Bah Unang, memulai pembicaraan dengan sukabumupdate.com, Minggu (2/10) di lapangan merdeka Kota Sukabumi, salah satu tempat komunitas karinding berkumpul.
Bah Unang dikenal kalangan seminan seni sunda buhun Sukabumi sebagai salah satu pengrajin karinding dengan kualitas unggulan. Pria ini sangat menjaga proses pembuatan karindingnya, mulai dari bahan baku yang tidak sembarang, hingga penyerutan yang dilakukan dengan penuh perhitungan, ketelitian dan kehatian-hatian.
“Untuk bahan baku baik karinding kawung ataupun bambu saya ambil sendiri dari kebun, dan minimal sudah tersimpan selama 1 tahun. Di rumah ada batang kawung dan bambu yang sudah disimpan selama empat tahun. Penyimpanan yang baik menjadi kunci untuk menciptakan karinding dengan kualitas suara yang baik pula,†jelasnya.
Tak hanya ahli dalam membuat karinding, bah Undang disegani karena dianggap penjaga tradisi dan filosopi seni sunda buhun. Bagi bah Unang, membuat karinding adalah proses mendekatkan diri kepada sang pencipta, keiklasan dan kesabaran sangat mutlak, bahkan karinding bagi dia merupakan media berdakwah atau menyampaikan pesan moral.
Banyak yang datang ke rumah bah Unang untuk belajar karinding, tak hanya cara membuatnya, dan memainkan tapi juga menyerap pemahaman seni sunda buhun. “Saya senang jika banyak anak muda yang ingin belajar, semua peralatan dan bahan baku ada, tinggal kemauan saja,†tuturnya.