SUKABUMIUPDATE.COM - Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi, saat ini resmi memiliki landmark atau ikon kawasan yaitu Patung Nayor. Nayor adalah sejenis angkutan berkuda khas Cibadak, mirip delman, bendi, atau sado, perbedaannya adalah bentuk kabin penumpang, menyerupai kabin angkutan umum lengkap dengan pintu naik turun penumpang dibagian belakang.
Pemerintah daerah akhirnya membangun Patung Nayor ukuran besar di depan kantor Kelurahan Cibadak. Berada di seberang lapangan Sekarwangi, dengan ukuran ukup besar sehingga bisa dilihat oleh siapapun yang melintasi Jalan Raya Cibadak, baik dari arah Sukabumi, maupun Bogor.
“Alhamdulilah Patung Nayornya udah 90 persen tinggal finishing bagian tugu dan monumennya saja. Insyallah dalam waktu dekat akan diresmikan langsung oleh pimpinan daerah,†jelas Lurah Cibadak, Dedi Sumpena kepada sukabumiupdate, Rabu (29/9)
Awalnya, Patung Nayor ini akan dibangun di pertigaan jalan cagak, Cibadak-Palabuhanratu, namun gagal karena ruangnya sudah tidak memungkinan dan kawasan tersebut sangat padat kendaraan. Rencana selanjutnya di lapangan Sekarwangi yang juga akan dibangun taman kota.
“Gagal juga karena lapangan tersebut sebagai satu satunya lapangan bola yang tersisa di Kecamatan Cibadak. Akhirnya sepakat dibangun di depan kantor kelurahan,†ujar Dedi.
Patung Nayor adalah landmark kawasan ketiga yang dimiliki Kabupaten Sukabumi, setelah Patung Jangilus di Palabuhanratu dan Patung Penyu di Kecamatan Cisaat dan Palabuhanratu. Nayor menjadi penting bagi warga Cibadak karena memiliki ikatan historis yang sangat kuat.
Nayor pernah menjadi alat transportasi primadona untuk memfasilitasi aktifitas masyarakat Cibadak, sejak jaman pendudukan Belanda. Hingga tahun 80-an, Nayor masih menjadi primadona karena saat itu persaingan dengan moda transportasi lainnya.
“Dari ratusan unit, saat ini hanya tersisah 20 unit Nayor saya yang beroperasi di Cibadak. Nayor tak mampu bertahan karena ruang terbuka untuk pemerilharaan kudanyapun sudah tidak ada. Dulu masih banyak tempat ngangon kuda dan ngarit untuk memberi pakan sehingga menunjang keberadaan Nayor,†tutur Dedi lebih jauh.
Untuk mempertahankan Nayor, Pemkab Sukabumi sengaja memberikan ruang khusus bagi moda transportasi tradisional ini di kawasan Labora Cibadak, sebagai tempat mangkal atau terminal khusus Nayor. Cibadak yang terkenal sebagai kawasan super macetpun menjadi tantangan tersendiri bagi Nayor untuk bisa tetap eksis sebagai moda transportasi.
“Salah satunya menetapkan penggiat Nayor Cibadak sebagai komunitas pendukung pariwisata dan budaya. Kita juga arahkan perusahaan untuk menjadi kabin nayor sarana promosi agar mereka tetap bisa dapat penghasilan, ditengah makin jarangnya masyarakat yang ingin naik nayor di Cibadak,†pungkas Dedi.