SUKABUMIUPDATE.COM - Salah seorang ustadz di Kabupaten Sukabumi menjadi korban dugaan praktek penggandaan uang Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang beberapa waktu lalu di padepokannya Dimas Kanjeng dan para pengikutnya ditangkap ribuan aparat Mapolda Jawa Timur.
Kepada sukabumiupdate.com, Saeful Kohar (35) salah seorang keluarga ustadz tersebut menceritakan awal dan proses bagaimana anak buah Dimas Kanjeng berinisial PJ tersebut bisa meyakinkan hingga bisa mendapatkan uang dari sang ustadz.Â
Saepul sendiri kaget saudaranya kena tipu setelah melihat ramainya pemberitaan ditangkapnya Dimas Kanjeng oleh polisi.
Menurut Saeful, anak buah Dimas Kanjeng bukan orang yang baru kemarin dikenal. Oleh sang ustadz sendiri pun sudah dianggap orang dekat karena sama sama pernah aktif di salah satu organisasi pengkaderan Islam. Meski bukan orang asli Sukabumi, ia sudah cukup lama tinggal di Sukabumi. Oleh sebab itu kata Saeful, saudaranya tersebut percaya saja ketika."Mohon maaf kalau mau dipublikasikan, tolong jangan disebutkan nama dan alamatnya. Cukup tulis kronologisnya saja. Yang jelas saudara saya tertipu oleh dia (PJ-red),"pinta Saepul, Selasa (27/9).
Awal pendekatan PJ kepada ustdaz lanjut Saepul bukan karena sang ustadz ketika mendapat penjelasan mengenai kegiatan padepokan Dimas Kanjeng oleh PJ, itu tidak mempersentasikan atau memaparkan langsung kalau Dimas Kanjeng Taat Pribadi bisa menggandakan uang. PJ saat berkunjung ke rumah sang ustadz hanya memaparkan program keuntungan berinvestasi amal di padepokan Dimas Kanjeng di Jawa Timur.
Kalau dari awal PJ menceritakan sebenarnya soal dugaan praktek Dimas Kanjeng membuka praktek penggandaan uang, tentu saat itu juga akan ditolak mentah mentah oleh sang ustad yang sudah barang tentu tahu hukum agama."Jadi saudara saya memberikan uang bukan karena yakin dengan praktek penggandaan uang Kanjeng Dimas. Si PJ hanya menceritakan program keuntungan investasi jika memberikan uang ke Dimas Kanjeng,"ujarnya.
Ditambahkan Saepul, PJ sendiri kepada sang ustadz mengaku sudah lama mengikuti kegiatan di padepokan Dimas Kanjeng. Bahkan laiknya seorang santri. PJ pun nginap di padepokan Dimas Kanjeng dan sudah menjadikan Dimas Kanjeng sebagai guru spritualnya.
Tidak hanya saudaranya yang tertipu, sejumlah rekannya pun mengaku ada yang tertipu. Variasi uangnya ada yang Rp 500 ribu dan Rp 1 juta."Besar uang tiga juta sih, tapikan uang tiga juta juga kalau tahu akhirnya ditipu, kan sayang juga. Tapi saudara saya sudah mengikhlaskannya,"tandas Saepul.
Sebagaimana diketahui, Dimas Kanjeng Taat Pribadi ditangkap karena dugaan jadi otak pembunuhan kedua santrinya. Dimas Kanjeng mengakui dirinyalah yang menyuruh anak buahnya untuk menghabisi kedua korban yang mayatnya dibuang di Wonogiri, Jawa Tengah, dan Kraksaan Situbondo, Jawa Timur.