SUKABUMIUPDATE.COM - Gaung penyelamatan Gunung Sunda dari eksploitasi pabrik semen terus bermunculan. Belasan anggota Komunitas Masyarakat Sunda Buhun menggelar ritual rajah atau doa di puncak Gunung Sunda, Minggu (25/9) dinihari, Desa Padaasih, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi.
Mereka memohon perlindungan kepada yang kuasa, rajah ditujukan untuk memusnahkan hawa nafsu serta sifat serakah dan merusak yang ada dalam diri manusia. Ditengah udara dingin dan hembusan angin kencang, ritual rajah dilakukan sebagai bentuk perlawanan masyarakat adat terhadap rencana eksploitasi Gunung Sunda yang akan dilakukan oleh pabrik semen.
Rajah dibacakan oleh Ki Soni Padugala, sesepuh masyarakat sunda sukabumi diiringi suara karinding dari para seniman sundah buhun. “Pembacaan rajah ditujukan kepada yang kuasa dan juga leluhur sunda agar memusnahkan sifat keserakahan dan sifat merusak dalam diri manusia,†ungkap Ki Soni Padugala kepadasukabumiupdate.com, Minggu (25/9).
Menurut Ki Soni Padugala, Gunung Sunda atau yang disebut juga gunung tunda, merupakan bagian tidak terpisah dari sejarah masyarakat sunda di Sukabumi. Gunung ini lanjut Ki Soni, merupakan rangkaian perbukitan yang terhubung dengan gunung walat dan menjadi tumpuan hidup masyarakat yang ada di sekitarnya.
“Dalam naskah atau cerita Kerajaan Pajajaran, setiap bentuk pengrusakan alam adalah tindakan yang bertentangan dengan ajaran hidup leluhur sunda yang menempatkan keselarasan hidup dengan alam diatas segalanya,†lanjutnya.
Untuk itu komunitas masyarakat sunda di Sukabumi rencananya akan mengajukan lokasi Gunung Sunda sebagai cagar budaya yang harus dilestarikan. “Jika rencana eksploitasi tetap dilanjutkan, kami komunitas sunda berjanji akan melakukan perlawanan dengan cara apapun,†ancam Ki Soni Padugala.