SUKABUMIUPDATE.COM - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi bergerak menguat sebesar 32 poin menjadi Rp13.083 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.115 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Kamis mengatakan bahwa bank sentral Amerika Serikat (The Fed) yang belum akan menaikkan suku bunga acuannya membuat dolar AS bergerak turun di pasar global, termasuk di dalam negeri.
"Anggota the Fed menginginkan suku bunga AS tidak naik meski Ketua The Fed Janet Yellen masih terlihat hawkish dengan mengatakan bahwa suku bunga bisa naik khususnya jika serapan tenaga kerja semakin membaik," kata Rangga Cipta.
Dari dalam negeri, lanjut dia, euforia pencapaian uang tebusan amnesti pajak yang bertahan akan bertemu dengan harapan pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (7-Day Repo Rate).
"Secara umum sentimen positif akan menguasai arah pergerakan aset berdenominasi rupiah pada hari ini (22/9)," katanya.
Sementara itu,pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk, Rully Nova menambahkan bahwa harga minyak mentah dunia yang bergerak menguat juga turut menopang mata uang komoditas seperti rupiah.
"Harga minyak mentah dunia yang meningkat akan berdampak pada harga komoditas lainnya yang bisa berpengaruh pada pendapatan negara," kata Rully Nova.
Terpantau harga minyak jenis WTI Crude menguat 0,99 persen menjadi 45,79 dolar AS per barel, dan Brent Crude naik 1,00 persen menjadi 47,30 dolar AS per barel.